VISI.NEWS | SUMEDANG – Tahu bungkeng adalah salah satu kuliner khas Sumedang yang terbuat dari kedelai pilihan yang digoreng dengan minyak panas. Tahu bungkeng memiliki tekstur yang renyah di luar dan lembut di dalam, serta rasa yang gurih dan nikmat. Tahu bungkeng biasanya disajikan dengan sambal kecap atau sambal oncom yang pedas dan manis.
Salah satu konsumen setia tahu bungkeng adalah Sigit Subagio (57), seorang warga Baleendah, Bandung. Sigit mengaku sudah menyukai tahu bungkeng ini. “Saya suka tahu bungkeng karena rasanya enak dan bikin kenyang. Apalagi kalau dimakan dengan sambal oncom yang pedas, mantap sekali,” kata Sigit.
Sigit menambahkan, tahu bungkeng juga memiliki banyak manfaat bagi kesehatan, seperti mengandung protein, kalsium, zat besi, dan vitamin. “Tahu bungkeng juga bisa mencegah osteoporosis, anemia, dan kolesterol. Saya jarang sakit-sakitan karena sering makan tahu bungkeng,” ujar Sigit.
Tahu bungkeng Sumedang merupakan salah satu warisan kuliner Indonesia yang patut dilestarikan dan dipromosikan. Tahu bungkeng tidak hanya lezat, tetapi juga sehat dan murah. Bagi Anda yang ingin mencicipi tahu bungkeng Sumedang, Anda bisa mendapatkannya di berbagai tempat, seperti pasar, warung, toko, atau online.
Sejarah Tahu Bungkeng Sumedang
Tahu bungkeng adalah cikal bakal dari tahu sumedang, salah satu kuliner khas Sumedang yang terbuat dari kedelai pilihan yang digoreng dengan minyak panas¹l.
Tahu bungkeng berasal dari tradisi imigran Tiongkok bernama Ong Kino yang membuat tahu untuk istrinya yang rindu akan makanan khas Tiongkok pada awal abad 20.
Ong Kino kemudian membagikan tahu buatannya kepada orang-orang di sekitarnya dan mendapat sambutan positif. Ia pun mulai berjualan tahu di Jalan 11 April, No. 53, Kotakaler, Sumedang Utara.
Pada tahun 1917, anaknya Ong Kino, yakni Ong Bungkeng, menyusul ke Sumedang untuk melanjutkan usaha ayahnya. Ia memberi nama tahu buatannya sebagai tahu bungkeng, yang merupakan nama panggilannya.
Tahu bungkeng awalnya berbentuk putih dan direbus, seperti tahu khas Tiongkok. Namun, karena permintaan pasar yang lebih menyukai tahu yang garing dan berwarna kecokelatan, Ong Bungkeng mulai menggoreng tahu dengan minyak panas.
Tahu bungkeng kemudian menjadi populer dan banyak ditiru oleh perajin tahu lainnya di Sumedang. Tahu bungkeng pun dikenal sebagai tahu sumedang, yang menjadi salah satu warisan kuliner Indonesia. Tahu bungkeng Sumedang sekarang dikelola oleh cucu pendirinya yang biasa dipanggil Neng Ciang.
@nia