VISI.NEWS | BANDUNG – Olahraga memiliki banyak manfaat untuk kesehatan, seperti menjaga kebugaran dan meningkatkan imunitas tubuh. Namun, berolahraga secara berlebihan dapat memberikan dampak negatif bagi tubuh. Salah satu kekhawatiran yang sering muncul adalah kemungkinan terjadinya serangan jantung setelah berolahraga. Namun, menurut dr. Andika Raspati SpKO, serangan jantung tidak hanya disebabkan oleh olahraga berlebih, tetapi juga oleh faktor risiko lain yang sudah ada sebelumnya, seperti kebiasaan merokok, kurang tidur, faktor genetik, pola makan yang buruk, dan stres.
“Orang yang terkena serangan jantung setelah olahraga adalah karena dia memang sudah memiliki faktor risiko serangan jantung,” ucapnya.
Latihan fisik yang terlalu berat bisa memicu serangan jantung pada individu dengan masalah kesehatan jantung yang sudah ada sebelumnya.
“Ketika seseorang sudah mengalami penyumbatan jantung atau gangguan irama jantung, latihan fisik yang terlalu berat bisa men-trigger apa yang dia punya menjadi serangan jantung,” jelasnya.
Selain itu, olahraga berlebihan juga dapat menyebabkan dampak negatif dalam berbagai aspek, baik fisik, mental, maupun emosional. Dr. Andika menjelaskan bahwa kondisi yang dikenal sebagai overtraining syndrome (OTS) dapat muncul akibat latihan fisik yang terlalu sering atau intens.
“Efek dari latihan fisik berlebihan bisa kemana-mana, namanya overtraining syndrome,” sebutnya
OTS terbagi menjadi tiga tahap, dimulai dengan gejala seperti nyeri otot, penurunan berat badan, kecemasan berlebih, dan mudah sakit. Pada tahap kedua, gejala yang muncul antara lain insomnia, perubahan emosi, tekanan darah tinggi, dan irama jantung yang cepat. Pada tahap ketiga, kondisi mental seseorang dapat terganggu, dengan gejala depresi dan kehilangan motivasi.
Penting untuk memberikan waktu bagi tubuh untuk beristirahat dan pulih setelah melakukan aktivitas fisik yang berat, guna mencegah dampak negatif tersebut. @ffr