Search
Close this search box.

Oma-oma “Rank’ers Putri Maria” Berkreasi Musik dengan Instrumen “Rangkas”

Kelompok musik "Rangk'ers Putri Maria" bersama pelatihnya Niniek SM/visinews/tok suwarto

Bagikan :

VISI.NEWS | SOLO – Kreativitas bermusik ternyata bukan monopoli orang-orang berusia muda. Orang-orang berusia lanjut di Kota Solo, yang terdiri dari kaum wanita yang biasa disapa “Oma-oma”, membentuk kelompok dan menciptakan kreasi musik menggunakan instrumen “barang-barang bekas” dengan label “Rangk’ers Putri Maria.”

Penggagas kelompok musik “Rangk’ers Putri Maria,” adalah Niniek SM, guru kesenian di Sekolah Dasar (SD) Marsudirini, Solo, yang kini berusia 71 tahun.

Niniek mengajar kesenian di sekolah tersebut, sejak SD Marsudirini masih bernama SD Santa Maria tahun 1970-an.

Awalnya, Niniek SM menciptakan musik “Rangk’ers” yang merupakan kependekan dari kata “barang bekas” atau “rang-kas” yang diplesetkan menjadi “Rangk’ers” pada 2004 lalu.

“Semula saya mengajarkan musik Rangkas kepada murid SD Putri Santa Maria sebagai pelajaran ekstrakurikuler. Musik tersebut untuk mengiringi lagu-lagu dengan irama rancak gembira, sesuai karakter anak-anak. Lagu dengan beat apa saja, termasuk yang berirama keroncong, ndangdut dan lain-lain bisa diiringi dengan instrumen musik Rangkas,” ujar Niniek kepada VISINEWS di Paviliun Ibu, Senin (28/11/2022) siang.

Menurut Ninik yang didampingi sejumlah personel “Rangk’ers Putri Maria”, instrumen musik Rangkas di antaranya berupa galon bekas air mineral, ember bekas kemasan cat, botol-botol bekas, drum bekas, kentongan dan lain-lain, memiliki efek suara berbeda-beda saat ditabuh.

Sehingga, instrumen musik perkusi dari barang-barang bekas tersebut dapat menghasilkan irama harmonis dengan nada bas dari drum plastik, nada melodi dari kentongan, irama tamborin dari botol, drum dari ember bekas cat dan sebagainya.

“Dulu yang memainkan musik Rangkas anak-anak siswa SD. Tapi sekarang Oma-oma alumni SD Putri Santa Maria yang usianya menginjak kepala ‘6’ atau enam puluhan, yang memainkan. Ternyata menyenangkan dan mereka bisa. Bahkan, dengan memainkan musik Rangkas mereka tambah semangat. Yang semula sakit-sakitan jadi sehat,” kata Niniek berseloroh.

Baca Juga :  Libur Panjang dan HJKB Ke-214 Dongkrak Perekonomian Kota Bandung

Meskipun irama musik dari barang-barang bekas kemasan cat, galon air mineral, potongan drum, botol minuman, kentongan, ember dan sebagainya itu bisa mengiringi berbagai genre lagu, Niniek menegaskan, sebagai musik perkusi beatnya tetap dengan irama mars.

Kelompok musik “Rangk’ers Putri Maria”, kemudian memainkan alunan beberapa lagu, di antaranya mars SD Putri Santa Maria yang menjadi kebanggaan para alumni SD yang kala itu para siswanya terdiri dari anak-anak perempuan.
Anggota kelompok musik

“Rangk’ers Putri Maria” saat ini tercatat sebanyak 23 orang alumni SD Putri Santa Maria tahun 1973-1974. Selain alumni SD yang tinggal di Kota Solo, terdapat beberapa orang anggota saat ini bermukim di Jakarta dan kota lain.

Kelompok musik “Rangk’ers Putri Maria” berlatih secara rutin seminggu sekali, pada setiap Sabtu siang sekitar 2 – 3 jam. Selain personel yang memainkan instrumen musik, beberapa personel merupakan pendukung vokal.

“Namun karena ada anggota di luar kota, jumlah personel yang aktif setiap latihan rata-rata 17 orang. Meskipun kelompok ini berdiri sejak 21 September 2021, baru bulan November 2022 ini diresmikan dengan pentas di car free day,” tutur Niniek menjelaskan.

Seluruh personel “Rangk’ers Putri Maria” menyatakan, dari bermusik dengan instrumen barang bekas yang sederhana mereka merasakan kebanggaan dan kebahagiaan di usia tua.

Kelompok tersebut menggunakan motto “4-G”, yaitu gayeng, guyub, guna, dan gemati yang maknanya menyenangkan, kompak, bermanfaat, dan merawat dengan penuh kasih dalam menjaga kekompakan.

Selain pementasan dalam even tertentu, kelompok musik lanjut usia dengan instrumen musik barang bekas itu juga mengunggah karya musik mereka di kanal YouTube “Rangk’ers Putri Maria.” @tok

Baca Berita Menarik Lainnya :