VISI.NEWS | PERU – Menteri Pertahanan Peru Jorge Chavez pada hari Kamis menuduh orang asing berusaha untuk membangkitkan sentimen separatis di selatan negara itu karena ketegangan tetap tinggi setelah penggulingan mantan Presiden Pedro Castillo bulan lalu.
“Mereka masuk tidak hanya dengan niat untuk membangkitkan kekerasan tetapi juga untuk mengintegrasikan ide separatis ini sebagai bagian dari wilayah kami di negara ini,” kata Chavez dalam konferensi pers.
Chavez tidak merinci kewarganegaraan orang-orang yang memasuki negara itu, tetapi dalam sebuah wawancara dengan TV lokal pada hari Rabu dia mengatakan dia telah melaporkan kehadiran lima orang Bolivia dalam sebuah protes di wilayah perbatasan Puno.
Dia mengatakan pemerintah sedang melakukan tindakan hukum terhadap mereka yang diduga melintasi perbatasan secara sembunyi-sembunyi.
Di Puno dan bagian lain dari selatan yang secara historis memiliki suara kiri, beberapa pemimpin protes berbicara tentang pemisahan dari Lima dan Peru utara.
Protes Peru dimulai pada awal Desember setelah Castillo dicopot dari jabatannya dan kemudian ditahan setelah mencoba membubarkan Kongres secara ilegal.
Massa turun ke jalan menuntut pengunduran diri Presiden baru Dina Boluarte, penutupan Kongres, perubahan konstitusi dan pembebasan Castillo. Protes dimulai kembali Rabu setelah jeda selama periode Natal dan Tahun Baru.
Boluarte mengatakan kepada media lokal pada hari Rabu bahwa dia sedang bekerja dengan pejabat imigrasi untuk memutuskan apakah mantan Presiden Bolivia Evo Morales, seorang pengkritik keras pemerintah baru Peru dan pendukung Castillo, harus diizinkan masuk ke negara itu. @fen/reuters/dailysabah.com