Para Difabel Mengeluh, Hotel Pakai Jasa Pijat Ibu-ibu Bukan Anggota Pertuni

Editor Wali Kota Solo, Gibran Rakabuming, mendengarkan keluhan dan permasalahan para difabel anggota Pertuni Solo, dalam pertemuan di. Pendhapi Gedhe Balai Kota Solo. /visi.news/tok suwarto
Silahkan bagikan

VISI.NEWS | SOLO – Para difabel penyandang tuna netra yang tergabung dalam organisasi Persatuan Tuna Netra Indonesia (Pertuni) Solo, mengeluhkan manajemen hotel khususnya hotel berbintang yang tidak pernah menggunakan jasa mereka dalam pijat kesehatan.

Sukiman, ketua Pertuni Solo, menyampaikan masalah itu dalam pertemuan anggota Pertuni dengan Wali Kota Solo, Gibran Rakabuming Raka, di Pendhapi Gedhe Balai Kota Solo, Jumat (24/12/2021).

“Kami menyayangkan, banyak hotel kalau ada tamu minta jasa pijat mendatangkan ibu-ibu dari luar anggota Pertuni. Padahal, anggota Pertuni memiliki keterampilan dan dilengkapi persyaratan kesehatan, seperti kalau memijat mengenakan celana dan baju putih. Mohon para pengelola hotel memberi perhatian, seperti memberikan daftar pemijat anggota Pertuni di hotel-hotel,” ujar Sukiman di depan Gibran yang didampingi pengurus Asita Solo, Retno Wulandari, Pjs. Kepala Diparta Aryo Widyandoko dan pejabat Dinas Kesehatan Kota Solo.

Menanggapi keluhan tersebut, Retno Wulandari yang merupakan general manager sebuah hotel berbintang, menyatakan permintaan anggota Pertuni agar ada daftar pemijat di hotel bisa diterima. Namun jika di hotel harus dipasang papan nama pemijat anggota Pertuni sulit dilaksanakan karena terkait dengan estetika yang sesuai standar kelas hotel.

“Daftar nama pemijat anggota Pertuni di hotel harus sudah dikelompokkan berdasarkan wilayah tempat tinggal. Sehingga jika ada pemesan dapat dipanggil pemijat terdekat. Hal itu terkait dengan akses anggota Pertuni agar tidak melayani di hotel yang jauh dari tempat tinggalnya,” jelasnya.

Purwanto, salah seorang anggota Pertuni melontarkan gagasan yang terkait dengan kesejahteraan warga difabel penyandang tuna netra. Dia minta kepada wali kota Solo, kalau mungkin menghimbau kepada sekitar 10.000 aparatur sipil negara (ASN) di Kota Solo agar memanfaatkan jasa pemijat anggota Pertuni Solo yang berjumlah 94 orang.

Baca Juga :  KHUTBAH JUMAT | Islam, Tradisi, dan Toleransi

“Kalau sekitar 3.000 orang anggota ASN itu tiap bulan menggunakan jasa anggota Pertuni, pasti warga tuna netra di Kota Solo bisa hidup layak.

Pengurus Pertuni Solo juga mengungkapkan masalah kesekretariatan, yang sejauh ini tidak memiliki kantor sekretariat yang dapat menampung berbagai kegiatan, seperti pembinaan, pelatihan rapat dan sebagainya.
“Selama ini, kegiatan rutin pertemuan pengurus, pelatihan, rapat dan lain-lain, terpaksa dilaksanakan di rumah anggota secara bergantian. Bila memungkinkan, pengurus Pertuni minta disediakan ruang untuk kantor sekretariat,,” pintanya kepada wali kota Solo.

Menanggapi permintaan tersebut, Gibran langsung menyanggupi dengan memberikan salah satu ruang di gedung Sekretariat Bersama di kawasan Kepatihan Solo.
“Di gedung baru itu, kebetulan ada satu ruang yang batal digunakan salah satu organisasi. Pertuni bisa menggunakan ruang itu untuk sekretariat,” tutur Gibran.

Salah seorang anggota Pertuni yang mengurus bidang kesenian, menyampaikan masalah fasilitas untuk menampung kegiatan kesenian tuna netra. Pemkot Solo diminta memfasilitasi, karena banyak anak-anak warga Pertuni yang kini kuliah di ISI Surakarta atau sekolah di SMK Negeri 8 kesulitan mendapatkan arena berkesenian.

“Para seniman tuna netra di Kota Solo pernah mewakili Provinsi Jawa Tengah di berbagai kompetisi. Kami menjalin kolaborasi dengan berbagai sanggar seni untuk tempat latihan. Hasilnya, mereka pernah mendapat 6 prestasi terbaik bidang karawitan dan campursari,” ungkapnya.@tok

M Purnama Alam

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Next Post

Trakindo Apresiasi Kontribusi Jurnalis Melalui Anugerah Jurnalistik

Sab Des 25 , 2021
Silahkan bagikanVISI.NEWS | JAKARTA – PT Trakindo Utama (Trakindo), perusahaan penyedia solusi alat berat Cat® di Indonesia memberikan penghargaan kepada jurnalis dari seluruh penjuru nusantara melalui ajang Anugerah Jurnalistik Trakindo (AJT). Kegiatan ini merupakan apresiasi terhadap jurnalis Indonesia yang selama ini telah menjadi rekan Trakindo dalam mengedukasi masyarakat tentang berbagai […]