Pelaku UMKM Salah Persepsi tentang Tujuan Branding. Ini Penjelasan Dodi Zulkifli

Editor CEO Neyma Brand Identity, Dodi Zulkifli, memaparkan tentang pentingnya fundamental branding di depan 160 pelaku UMKM anggota TDA Soloraya. /visi.news/tok suwarto 
Silahkan bagikan

VISI.NEWS | SOLO – Chief Executive Officer (CEO) dan pendiri Neyma Brand Identity, Dodi Zulkifli, menyoroti banyak pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) yang salah persepsi dalam membangun brand atau usahanya.

“Banyak pelaku usaha yang berupaya membuat produk dengan kualitas sebaik mungkin. Tetapi, mereka tidak mengomunikasikan kualitas produknya tersebut kepada khalayak. Karena, proses mengomunikasikan produk atau yang lazim disebut branding, merupakan yang terpenting,” ujarnya, ketika berbicara di depan sekitar 160 pelaku UMKM, dalam seminar “Branding Fundamental”, yang digelar Komunitas UMKM, Tangan Di Atas (TDA) Soloraya, di Aston Solo Hotel, Rabu (26/01/2022).

Persepsi yang salah di kalangan banyak pelaku usaha, menurut Dodi, khususnya para pelaku usaha kecil berpersepsi bahwa tujuan branding agar produk mereka dikenal sehingga dapat meningkatkan penjualan.
“Padahal, tujuan branding sebenarnya adalah membentuk loyalitas brand. Membentuk customer yang loyal kepada brand kita,” jelasnya.

Dalam kaitan itu, dia menegaskan, para  pelaku UMKM wajib memahami fundamental branding atau langkah-langkah dasar untuk membangun pondasi branding usaha yang kuat.
“Setiap usaha, harus memiliki brand blueprint, yakni pengesanan brand yang ingin dimunculkan pemilik usaha. Selanjutnya, pemilik usaha mengacu pada brand blueprint itu, untuk melakukan brand delivery atau mengomunikasikan brand blueprint kepada khalayak,” katanya.

Pemahaman tentang fundamental branding tersebut penting, kata Dodi lagi, agar proses mengomunikasikan brand tersebut berhasil, sehingga terbentuk brand equity.
“Brand equity adalah apa persepsi orang lain terhadap brand kita. Apakah brand equity ini sesuai dengan brand blueprint kita, itu yang penting,” tandasnya.

Kesalahan mendasar lain di kalangan pelaku UMKM, sambungnya, terkadang pelaku usaha kecil melakukan brand blueprint secara tidak jelas. Akibatnya, dalam mengomunikasikan brand blueprint tersebut tidak konsisten dan tidak berkelanjutan.

Baca Juga :  Menag: Zona PPKM Darurat, Takbiran dan Salat Id di Rumah

Dodi Zulkifli menyatakan, kenapa branding bisa menjadi penentu laku atau tidaknya penjualan suatu produk, karena sifat dasar manusia yang tidak rasional, lebih banyak melibatkan emosional saat menentukan apa yang akan dibeli.

“Karena itulah, penting menanamkan persepsi yang tepat tentang sebuah brand di benak khalayak,” sarannya.
Ketua Komunitas TDA Soloraya, Iing Burhanudin, mengakui, banyak pelaku UMKM anggota TDA Soloraya yang kurang memahami branding.

“UMKM anggota TDA Soloraya banyak yang memulai usaha lebih fokus pada penjualan saja. Mereka belum paham branding. Itu salah satu alasan, mereka perlu mendapatkan pengetahuan melalui seminar branding, agar  pemahaman tentang branding di kalangan pelaku usaha itu penting,” tuturnya.@tok

M Purnama Alam

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Next Post

Mahasiswa Unpam Melatih Ibu-ibu Pemilik UMKM Membuat Laporan Laba Rugi

Kam Jan 27 , 2022
Silahkan bagikanVISI.NEWS | JAKARTA – Dalam rangka mewujudkan tri dharma perguruan tinggi, maka mahasiswa Program Studi Akuntansi Universitas Pamulang (Unpam) melakukan kegiatan pengabdian mahasiswa kepada masyarakat (PMKM) dengan tema “Mengedukasi UMKM dalam Pembuatan Laporan Laba Rugi yang Baik dan Benar”. Kegiatan diselenggarakan di Desa Pondok Labu, Cilandak Jakarta, belum lama […]