VISI.NEWS – Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPw BI) Solo, di awal bulan Ramadan yang masih dalam masa pandemi Covid-19 ini, memberikan pelatihan kepada para pelaku usaha industri batik dari beberapa kota di Jawa Tengah (Jateng).
Pelatihan membatik dalam rangkaian kegiatan “Kenduren UMKM” tersebut, diikuti 24 UMKM anggota Komunitas Seniman Batik Muda, mitra binaan KPw BI Solo, dan pengrajin batik binaan KPw BI Provinsi Jawa Tengah, KPw BI DIY, KPw BI Tegal dan KPwBI Purwokerto.
Kepala KPw BI Solo, Nugroho Joko Prastowo, menjelaskan kepada wartawan, Kamis (15/4/2021), pelatihan dengan tema “Kemilau Kartini, Kebangkitan Batik Masa Kini untuk Pemulihan Ekonomi,” pada tanggal 14-15 April 2021, dilaksanakan di Kampoeng Batik Kauman dengan nuansa “Jawa” yang kental.
“Pemilihan lokasi itu untuk membangkitkan semangat eksplorasi para peserta terhadap destinasi wisata budaya di Kota Solo. Selain itu, pemilihan lokasi ikonik juga untuk membangkitkan engagement anggota komunitas Seniman Muda Batik Indonesia, supaya maju bersama melestarikan batik sebagai warisan budaya yang bernilai ekonomi tinggi,” kata Nugroho.
Dia menjelaskan, sebelum menggelar pelatihan membatik tersebut, KPw BI Solo melakukan pembinaan klaster batik komunitas seniman muda di Girilayu, Kabupaten Karanganyar. Di antara karya mereka sempat ditampilkan dalam gelaran
“Fashion Show Pesona Batik Girilayu”, dengan mentoring anggota Asosiasi Perancang Pengusaha Mode Indonesia (APPMI).
“Pemberian pelatihan ini sebagai kelanjutan program tersebut, serta bertujuan menjawab tantangan utama industri batik saat ini, yakni perlunya inovasi produk untuk perluasan segmen pasar dan regenerasi perajin batik,” jelasnya.
Sebagai warisan budaya dunia, sambung Kepala KPw BI Solo, batik memerlukan inovasi dalam segi motif yang lebih modern serta warna yang sesuai tren pasar saat ini. Fokus pelatihan pada pewarnaan alam, disamping warna sintentis yang menjadi tren global untuk mengurangi pencemaran lingkungan dari limbah warna.
“Para perajin batik kita dorong terus berinovasi mendapatkan berbagai varian warna alam. Metode pewarnaan alam dengan memanfaatkan daun dan kayu yang cukup melimpah, seperti dari pohon mangga, kulit manggis, mangrove, kersen, dan lain-lain,” tuturnya lagi. @tok