VISI.NEWS | KOTA BANDUNG – Pemerintah sudah mengizinkan warga masyarakat untuk melakukan mudik.
Namun, Majelis Ulama Indonesia (MUI) Jawa Barat mengimbau warga masyarakat agar berhati-hati dengan tetap menjaga protokol kesehatan sehingga tak terjadi wabah baru.
“Umumnya penyebaran wabah baru atau varian baru karena adanya pergerakan massa dan kerumunan yang semuanya ada dalam mudik,” kata Sekretaris Umum MUI Jabar, KH. Rafani Achyar, di ruang kerjanya, Jumat 22 April 2022, dilansir dari laman resmi MUI pusat.
Dia menambahkan, dari perkiraan pemerintah ada sekitar 85 juta orang dan 23 juta kendaraan pribadi yang akan mudik pada tahun ini.
“Berkaca kepada kasus-kasus penyebaran Covid-19 sehingga harus diwaspadai. Apalagi sudah ada penyebaran varian baru khususnya di Hongkong dan Taiwan,” katanya.
“Puasa Ramadan mengajarkan kesabaran sehingga harus dipraktikkan saat mudik seperti tidak meluapkan kemarahannya saat di jalan raya. Harus sabar dan menghormati orang lain saat terjadi kemacetan,” katanya.
Hal lainnya adalah mempraktikkan nilai-nilai Ramadan saat berada di kampung halaman dengan tidak bersikap sombong atau merasa paling benar dan paling hebat sebagai orang kota.
“Kalau istilah Sunda ‘ulah polontong’. Tetaplah bersikap rendah hati dan saling menghargai masyarakat kampung sesuai dengan makna silaturahmi,” katanya.
Menurut Rafani, tujuan mudik adalah bersilaturahmi kepada keluarga dan sanak saudara yang telah lama tidak bertemu.
“Niat silaturahmi ini harus benar dan jangan berbelok menjadi pamer harta, pamer keberhasilan di kota atau flexing,” katanya. @fen