Search
Close this search box.

Pemerintah Kota Yogyakarta Ikuti Penilaian Anugerah Kebudayaan Indonesia Secara Daring

Gelaran Jogja Cross Culture 2024 melibatkan para seniman dari 169 kampung di Sepanjang Jalan Malioboro./visi.news/Pemerintah Kota Yogyakarta.

Bagikan :

VISI.NEWS | YOGYAKARTA – Pemerintah Kota Yogyakarta mengambil bagian dalam penilaian Anugerah Kebudayaan Indonesia (AKI) yang diselenggarakan oleh Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) pada Rabu (6/11/2024). Kegiatan ini berlangsung secara daring yang dilaksanakan di Ruang Yudistira Balai Kota. Penilaian ini bertujuan untuk mendorong daerah dalam melestarikan dan mengembangkan kebudayaan di tengah dinamika masyarakat yang terus berkembang.

Penjabat Wali Kota Yogyakarta, Sugeng Purwanto, dalam pernyataannya menyatakan bahwa kebudayaan merupakan salah satu pilar utama dalam pembangunan Kota Yogyakarta. Ia menekankan pentingnya kolaborasi antara masyarakat dan pemerintah dalam menguatkan ekosistem budaya melalui pelestarian dan pengembangan yang berkelanjutan. “Dengan konsistensi menempatkan kebudayaan dalam pembangunan, kita berharap bisa menciptakan masyarakat yang lebih sejahtera, maju, dan berdaya saing,” ungkapnya.

Menurut Sugeng, optimalisasi pengembangan dan pelestarian budaya sangat penting untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia serta ekonomi masyarakat. Hal ini memerlukan keikutsertaan semua unsur, termasuk pemerintah, akademisi, pelaku usaha, masyarakat, dan media, dalam melaksanakan program-program terkait kebudayaan. Pendekatan penta helix ini diharapkan dapat membawa dampak positif bagi kehidupan sosial dan ekonomi di Yogyakarta.

Agus Tri Haryono, Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kota Yogyakarta, menjelaskan bahwa terdapat tiga pokok pikiran terkait pembangunan kebudayaan di Kota Yogyakarta. Ketiga pokok tersebut adalah pelestarian budaya berbasis masyarakat, pengembangan sarana dan prasarana budaya, serta diseminasi informasi budaya. Semua itu didukung dengan alokasi anggaran sebesar 15,99 persen dari total APBD non pelayanan dasar yang mendasari setiap kegiatan yang dilaksanakan.

Dalam kesempatan tersebut, Kepala Dinas Kebudayaan Kota Yogyakarta, Yetti Martanti, menegaskan bahwa berbagai kegiatan seni budaya terus diselenggarakan untuk memperkuat karakter dan identitas Kota Yogyakarta. Kegiatan-kegiatan tersebut antara lain Kampung Menari, Jogja Cross Culture, dan berbagai festival budaya. Salah satu tim penilai, Siti Zuhro, memberikan apresiasi atas upaya inovasi pelestarian budaya di Yogyakarta, dan berharap bahwa keberadaan Rintisan Kelurahan Budaya dan Kampung Menari dapat terus dikembangkan untuk menyentuh masyarakat yang beragam serta berdampak positif bagi kehidupan sosial dan ekonomi.

Baca Juga :  Dharma-Kun Janjikan Solusi Inovatif untuk Pengemudi Ojol

@berlin

Baca Berita Menarik Lainnya :