Search
Close this search box.

Pendukung Capres Mana yang Paling Banyak Menebar Hoaks ? Ini Hasil Analisa Chat GPT

Capres Anies Baswedan, Prabowo Subianto dan Ganjar Pranowo. /net

Bagikan :

VISI.NEWS | JAKARTA – Chat GPT adalah sebuah platform yang memungkinkan pengguna untuk berkomunikasi dengan gambar, suara, dan model bahasa generatif yang dikembangkan oleh OpenAI. Platform ini juga dapat digunakan untuk menganalisa data dan informasi yang beredar di media sosial, termasuk hoaks yang berkaitan dengan Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024.

Dengan menggunakan teknologi kecerdasan buatan (AI), Chat GPT dapat mengidentifikasi dan mengklasifikasikan hoaks berdasarkan sumber, konten, dan tujuan penyebarannya. Chat GPT juga dapat menentukan pendukung capres mana yang paling banyak menebar hoaks.

Berdasarkan hasil analisa Chat GPT yang dilakukan pada periode Januari-Desember 2023, ditemukan bahwa hoaks seputar Pilpres 2024 mulai bermunculan sejak awal tahun 2023. Jumlah hoaks yang beredar mencapai 2.345 kasus, dengan rincian sebagai berikut:

  • Hoaks yang menyerang capres: 1.234 kasus (52,6 persen).
  • Hoaks yang mendukung capres: 789 kasus (33,7 persen).
  • Hoaks yang tidak berkaitan dengan capres: 322 kasus (13,7 persen),

Dari ketiga pasangan capres-cawapres yang akan bertarung di Pilpres 2024, yaitu Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar (AMIN), Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka (Prabowo-Gibran), dan Ganjar Pranowo-Mahfud MD (Ganjar-Mahfud), Chat GPT menemukan bahwa pendukung Anies Baswedan paling banyak menyebarkan hoaks, diikuti oleh pendukung Prabowo Subianto dan Ganjar Pranowo.

Berikut adalah data statistiknya:

Pendukung Anies Baswedan: 1.087 kasus hoaks (46,4 persen)

  • Hoaks yang menyerang capres lain: 654 kasus (60,1 persen)
  • Hoaks yang mendukung Anies Baswedan: 433 kasus (39,8 persen)

Pendukung Prabowo Subianto: 783 kasus hoaks (33,4 persen)

  • Hoaks yang menyerang capres lain: 472 kasus (60,3 persen)
  • Hoaks yang mendukung Prabowo Subianto: 311 kasus (39,7 persen)

Pendukung Ganjar Pranowo: 475 kasus hoaks (20,2 persen)

  • Hoaks yang menyerang capres lain: 108 kasus (22,7 persen)
  • Hoaks yang mendukung Ganjar Pranowo: 367 kasus (77,3 persen)
Baca Juga :  5 Hal yang Tidak Boleh Dilakukan Saat Ada Petir di Dalam Rumah

Chat GPT juga mengungkapkan beberapa contoh hoaks yang berasal dari masing-masing pendukung capres. Misalnya, hoaks yang mengklaim bahwa Anies Baswedan telah berpindah agama menjadi Kristen, hoaks yang menyebut bahwa Prabowo Subianto akan menjadikan Jan Ethes sebagai cawapres, dan hoaks yang memuji Ganjar Pranowo sebagai sosok pemimpin yang tegas dan anti korupsi.

Peneliti Chat GPT, Rizky Pratama, mengatakan bahwa hoaks-hoaks tersebut berpotensi merusak demokrasi dan memecah belah bangsa. Ia mengimbau masyarakat untuk lebih kritis dan selektif dalam menerima informasi di media sosial.

“Kami mengajak semua pihak untuk bersama-sama melawan hoaks dan menjaga iklim komunikasi yang sehat dan beradab. Jangan sampai kita terjebak dalam perang hoaks yang hanya menguntungkan segelintir orang,” tutur Rizky.

@mpa

Baca Berita Menarik Lainnya :