VISI.NEWS | BANDUNG – Dinamika politik nasional jelang pemilihan Calon Presiden (Capres) dan Calon Wakil Presiden (Cawapres) pada Pemilu serentak tahun 2024 mendatang, hingga saat ini masih berjalan dinamis.
Meski berbagai lembaga survei memprediksi sejumlah kepala daerah berpeluang maju menjadi Capres atau Cawapres, akan tetapi belum dapat dipastikan mendapat usungan dari Partai Politik (Parpol).
“Kepesertaan kepala daerah dalam agenda politik nasional khususnya pemilihan pasangan Capres dan Cawapres dipastikan bersaing ketat guna mendapat usungan dari parpol,” kata Pengamat Politik, Dayat Hidayat.
Dihubungi Jumat (4/2/22), Dayat mengungkapkan, tidak terlibat aktip sebagai pengurus parpol, membuat peluang kepala daerah tersebut terganjal oleh sejumlah Ketua Umum (Ketum) parpol yang cenderung berpeluang untuk direkomendasi guna mendapatkan tiket untuk maju sebagai Capres atau Cawapres.
“Gubernur Jatim, Khofifah Indar Parawansa dan Gubernur Jateng, Ganjar Pranowo sejatinya adalah kader parpol yang potensial tapi masih harus bersaing ketat di internal parpol nya masing-masing,” ungkapnya.
Diketahui, lanjut dosen salah satu fakultas di Bandung, saat ini PKB lebih mengutamakan Ketum Muhaimin Iskandar untuk kemudian dicalonkan sebagai Capres atau Cawapres, kemudian PDIP cenderung memilih Ketua DPR, Puan Maharani yang tidak lain adalah putri dari Ketum Megawati.
“PKB tentunya akan memprioritaskan Ketum nya yakni Muhaimin ketimbang Khofifah, sementara PDIP akan lebih mengutamakan Puan Maharani ketimbang Ganjar Pranowo meskipun hasil survei selalu diposisi dua besar,” ujarnya.
Gubernur Jabar, Ridwan Kamil dan Gubernur DKI, Anies Baswedan dihadapkan dengan situasi yang sama, selain kedua kepala daerah tersebut tidak tercatat sebagai kader partai, kedua tokoh itu dipastikan harus bekerja keras guna membangun komunikasi politik secara intensif dan masif.
“Upaya membangun komunikasi politik itu tidak mudah, memerlukan waktu yang panjang serta perjuangan yang kuat sehingga bisa meyakinkan para Ketum parpol untuk memberikan tiket sebagai Capres atau Cawapres,” Ucap Dayat.
Konstalasi politik nasional akan berbeda ketika para kepala daerah tersebut kembali fokus untuk mengikuti kontestasi di daerah atau Pemilihan Gubernur (Pilgub), Ridwan Kamil dan Anies Baswedan misalnya, dipastikan akan mendapatkan kendaraan politik serta diyakini akan kembali menjabat Gubernur kali kedua.
“Peluang menang Pilgub 2024 untuk Gubernur Jabar dan Gubernur DKI saat ini sangat besar, namun ketika berpeluang maju sebagai Capres atau Cawapres, ya harus dimanfaatkan dengan baik,” pungkasnya.@eko