VISI.NEWS | SURABAYA – Pelaku penganiayaan seorang wanita bernama Dini Sera Afrianti Gregorius Ronald Tannur diduga kuat merupakan anak dari Edward Tannur, seorang anggota DPR RI.
Akibat ulah anaknya itu, karier Edward kini berada di ujung tanduk padahal, Edward sendiri tengah menikmati puncak kariernya sebagai seorang anggota parlemen.
Siapa Edward Tannur?
Berdasarkan situs resmi DPR RI, Edward Tannur lahir di Atambua, 2 Desember 1961. Edward merupakan seorang tamatan S1 Hukum, Universitas PGRI di Kupang.
Sebelum duduk di Parlemen Edward dahulu merupakan Direktur Swalayan Tulip sejak 1980. Edward juga sebelumnya merupakan pemilik perusahaan jasa kontruksi yang dimilikinya sejak 1983.
Ia kemudian beralih ke dunia bisnis banting setir dan masuk ke dunia politik. Edward turun ke politik melalui Partai Kebangkitan Bangsa dan kini berhasil menduduki jadi anggota DPR-RI Komisi IV Pertanian, Lingkungan Hidup, Kehutanan, dan Kelautan.
Kala berkarier di partai, Edward dipercayai untuk menjabat Ketua Dewan Pimpinan Cabang atau DPC PKB Timor Tengah Utara pada 2006 hingga saat ini.
Selain politik, Edward aktif di kegiatan keagamaan. Adapun ia merupakan Pembina Pemuda Katolik (PMKRI) pada 2004 hingga 2005.
Seperti diberitakan VISI.NEWS, kisah pilu menimpa Dini Sera Afrianti, 28, alias Andini, wanita asal Sukabumi yang sedang berkunjung ke tempat karaoke di Jalan Mayjen Jono Soewojo, Surabaya Barat. Ia diduga dianiaya kekasihnya di lokasi tersebut dan meninggal pada Rabu (4/10/2023) dini hari.
Berdasarkan penuturan kuasa hukum korban, Dimas Yemahura Alfaraouq, kliennya diduga dianiaya ketika masih di dalam room karaoke.
Dimas mengatakan, korban saat ditemukan sudah dalam kondisi tak berdaya dan tergeletak di basement. “Ditemukan luka seperti sayatan di bagian tubuh korban, ” ujarnya.
Oleh terduga pelaku, Andini hendak ditinggalkan begitu saja, namun petugas keamanan setempat mengingatkan R untuk membawa korban pulang.
Kemudian korban dibawa R di bawa menuju apartemen di kawasan Lontar, Surabaya Barat.
“Oleh R, Andini dimasukkan ke dalam bagasi mobil belakang dan di bawa ke apartemen. Di sana kondisinya diduga semakin buruk, kemudian baru dibawa ke rumah sakit,” ujar Dimas kepada wartawan, Kamis (5/10/2023).
Tiba di rumah sakit yang tak jauh dari apartemen, ternyata korban sudah tidak bernyawa.
Edward Diminta Tanggungjawab
PKB menuntut tanggung jawab Edward Tannur atas kejadian tersebut.
Ketua DPP PKB Daniel Johan menegaskan kadernya itu harus turun tangan dan bertanggung jawab atas ulah sadis anaknya.
Edward juga dituntut untuk memberikan simpati terhadap Dini dan keluarganya yang harus menanggung pilu akibat perilaku Ronald.
“Sedang dibahas, tapi kita minta ikut bertanggung jawab dan menunjukkan empati dan perhatian sedalamnya kepada keluarga korban,” kata Johan kepada Suara.com, Jumat (6/10/2023).
Johan juga turut menyampaikan ucapan duka cita dari Ketua Umum PKB, Muhaimin Iskandar alias Cak Imin. “Cak Imin dan seluruh keluarga besar PKB berbela sungkawa sedalam-dalamnya atas meninggalnya Dini Sera Afrianti (Andini). Semoga keluarga yang ditinggalkan tabah selalu, kami bersepakat pelaku harus mendapatkan hukuman yang setimpal,” timpal Johan.
@mpa