VISI.NEWS | BANDUNG – Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi tetap melarang pelaksanaan study tour, meski Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen) Abdul Mu’ti telah mengizinkan kegiatan tersebut.
Menurut Dedi, study tour ke luar provinsi bisa membebankan orangtua siswa, khususnya bagi siswa kurang mampu.
Sementara itu, Mu’ti berpendapat, study tour boleh saja dilakukan, asal bus pariwisata yang digunakan sekolah-sekolah sudah teruji kelayakannya, begitu juga dengan kualitas sopir bus.
“Tolonglah dipastikan betul terutama menyangkut mitra transportasinya karena banyak kecelakaan terjadi,” tutur Mu’ti dikutip dalam keterangannya, Rabu (26/3/2025).
Menurut Mu’ti, study tour harus direncanakan dengan matang agar kegiatan yang dilakukan bermanfaat untuk siswa.
Ia menilai, study tour merupakan bagian dari program sekolah yang bertujuan memberikan pengalaman ke siswa dengan berkunjung ke berbagai tempat.
“Jangan sampai study tour itu hanya menjadi kegiatan yang rutinitas saja yang kaitan dengan pendidikan itu tidak terlaksana,” ucap Mu’ti.
Mengapa Dedi Mulyadi larang study tour?
Sebelumnya, pernyataan Dedi terkait larangan study tour sekolah di Jawa Barat, mendapat berbagai respons dari masyarakat. Ada yang menanggapi positif dan sebaliknya.
Larangan study tour di Jawa Barat tersebut sudah disampaikan sejak hari pelantikannya sebagai Gubernur Jawa Barat pada pertengahan Februari 2025 lalu.
Sejak awal, Dedi beralasan bahwa ekonomi orangtua siswa di Jawa Barat serta keselamatan para siswa, menjadi dasar kuat larangan study tour.
“Saya tahu kemampuan ekonomi rakyat Jabar. Saya cinta Jabar. Saya larang study tour karena saya ingin menjaga stabilitas ekonomi warga,” kata Dedi, dikutip dakam keterangannya.
Menurut Dedi, banyak sekolah yang menjadikan study tour sebagai bisnis, dengan biaya perjalanan yang tinggi dan memberatkan orangtua.
Dedi juga menyoroti adanya ketimpangan sosial yang terjadi di sekolah akibat program ini.
“Posisi siswa di kelas jadi minder. Ini melahirkan masalah baru,” kata Dedi.
Adapun alternatif study tour yang disampaikan Dedi adalah kegiatan pendidikan di luar kelas, dilakukan di lingkungan sekitar yang masih memiliki nilai edukatif.
Bahkan, meskipun Mendikdasmen membolehkan study tour, Dedi tetap menyampaikan, kebijakannya tidak akan berubah.
“Saya tetap pada keputusan saya. Kalau kepala sekolah tetap ingin mengadakan study tour, silakan berhadapan dengan saya,” tegasnya. @desi