Search
Close this search box.

Peringati Hari Ibu, Animal Friends Jogja Turun ke Jalan Suarakan Kesejahteraan Ayam Petelur

Animal Friends Jogja (AFJ) terlihat berdiri berjajar di depan eks Gedung Bioskop Permata, Jalan Sultan Agung, Yogyakarta, Jumat (22/12/2023). /visi.news/ist

Bagikan :

VISI.NEWS | YOGYAKARTA – Sejumlah aktivis yang tergabung dalam organisasi perlindungan satwa Animal Friends Jogja (AFJ) terlihat berdiri berjajar di depan eks Gedung Bioskop Permata, Jalan Sultan Agung, Yogyakarta. Mereka mengenakan topeng ayam dan membawa poster yang memperlihatkan sosok ayam petelur di dalam kandang baterai.

Seorang aktivis mengenakan kostum ayam dan terlihat meringkuk di dalam kandang besi, dan sejumlah aktivis lainnya membagikan selebaran mengenai sumber telur konsumsi kepada para pengguna jalan. Aksi ini mengangkat ayam petelur, khususnya yang berada dalam kandang baterai, sebagai individu yang layak mendapat perhatian dalam momen Hari Ibu yang jatuh pada Jumat (22/12/2023).

“Momen Hari Ibu ini merupakan saat yang tepat untuk menyuarakan berbagai isu perempuan, tak terkecuali hewan-hewan betina, yang saat ini tengah mengalami berbagai penderitaan, misalnya ayam petelur di dalam kandang baterai,” ungkap Dhiani Probhosiwi, Manajer Kampanye untuk Farmed Animals Advocacy Program AFJ. “Mereka adalah individu dengan perasaan yang kompleks, tapi sayangnya kerap kali dipandang tak lebih dari sekadar mesin produksi,” lanjutnya.

Setiap tahunnya, satu individu ayam petelur memproduksi lebih dari 300 butir telur. Angka ini tiga kali lebih besar dari jumlah telur yang diproduksi oleh ayam pada tahun 1920. Bahkan, ayam hutan merah (Gallus gallus)—nenek moyang dari ayam yang terdomestikasi hingga saat ini—hanya memproduksi 10-15 butir saja setiap tahunnya.

Osteoporosis merupakan konsekuensi yang harus dihadapi oleh ayam-ayam petelur karena penipisan kalsium pada tulang akibat tingginya produksi telur dan terbatasnya ruang gerak dalam kandang baterai. Osteoporosis ini dapat menyebabkan patah tulang, bahkan suatu kondisi yang menyebabkan ayam menjadi sangat lemah hingga akhirnya lumpuh. Tak hanya itu, ketidakmampuan ayam petelur dalam kandang baterai untuk mengekspresikan berbagai naluri alaminya, seperti mengais, bertengger, bersarang, eksplorasi makanan, preening, atau sekadar merentangkan sayap secara penuh, dapat menyebabkan level stres dan frustrasi yang tinggi.

Baca Juga :  Satsamapta Polresta Bandung Intensifkan Patroli Menjelang Pilkada 2024

Sumber Telur Konsumsi di Indonesia

Isu kesejahteraan hewan masih merupakan hal yang belum mendapat perhatian besar di Indonesia, termasuk isu ayam petelur di dalam kandang baterai. Walaupun telur menjadi salah satu sumber protein hewani yang banyak dikonsumsi oleh masyarakat, penyadartahuan mengenai dari mana telur yang masyarakat konsumsi berasal, masih perlu ditingkatkan. Pasalnya, sekitar 80% ayam petelur yang digunakan dalam industri pangan di Indonesia masih hidup dalam sistem kerangkeng kandang baterai yang sempit dan kotor.

“Kami berharap, dengan mengangkat isu seputar kesejahteraan hewan dalam momen-momen penting, seperti Hari Ibu ini, dapat menumbuhkan rasa keingintahuan dari masyarakat mengenai sumber konsumsi mereka, termasuk telur,” kata Dhiani. “Sehingga, nantinya, dapat tercipta demand dari masyarakat terhadap produk-produk pangan yang lebih memperhatikan faktor kesejahteraan hewan dan mengedepankan welas asih,” lanjutnya.

@and

Baca Berita Menarik Lainnya :