VISI.NEWS | JEPANG – Jepang tengah menghadapi krisis pasokan matcha, teh hijau bubuk yang semakin populer di seluruh dunia. Matcha, yang dulu hanya dinikmati dalam upacara tradisional, kini menjelma menjadi tren global melalui olahan latte, es krim, hingga kue dan smoothie yang viral di media sosial.
Di balik tingginya permintaan global, produksi matcha di Jepang justru menurun tajam. Penyebab utamanya adalah suhu panas ekstrem yang melanda negara tersebut. Kyoto, salah satu sentra utama produksi tencha – daun teh bahan dasar matcha – mengalami gagal panen akibat musim panas terpanas sepanjang sejarah Jepang. Masahiro Yoshida, petani teh generasi keenam di Uji, Kyoto, mengaku hanya mampu memanen 1,5 ton tencha tahun ini, turun seperempat dari produksi normalnya.
Menurut Asosiasi Produksi Teh Jepang, produksi tencha pada 2024 sempat meningkat menjadi 5.336 ton, naik hampir tiga kali lipat dibanding satu dekade sebelumnya. Namun tahun ini diperkirakan akan merosot, memicu kekhawatiran pelaku industri.
Tak hanya suhu panas, krisis matcha diperburuk oleh menyusutnya jumlah petani teh di Jepang. Data Kementerian Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan Jepang menunjukkan jumlah petani teh turun drastis dari 53.000 orang pada tahun 2000 menjadi hanya sekitar 12.000 pada 2020. Banyak petani menua dan tak memiliki penerus, sehingga banyak kebun teh terbengkalai.
Selain faktor iklim dan krisis regenerasi petani, proses produksi matcha yang lambat juga membuat suplai sulit dikejar. Dibutuhkan lima tahun untuk menumbuhkan semak teh matcha hingga siap panen. Sementara itu, proses penggilingan dengan batu hanya menghasilkan sekitar 40 gram matcha per jam, dan memerlukan keahlian khusus agar kualitasnya tetap terjaga.
Meski pemerintah Jepang telah menyiapkan subsidi dan kebijakan baru untuk mendorong petani beralih ke produksi tencha, solusi tersebut dinilai belum dapat menjawab kebutuhan dalam waktu dekat. Permintaan global terus meningkat tajam, dengan nilai pasar matcha diprediksi naik dari 2,8 miliar dolar AS pada 2023 menjadi 5 miliar dolar AS pada 2028.
Para pengusaha teh memproyeksikan krisis ini akan memicu kenaikan harga matcha secara signifikan dalam waktu dekat. Beberapa distributor sudah mulai melakukan diversifikasi pasokan untuk mengurangi ketergantungan pada satu wilayah. Namun, pelaku industri menilai bahwa kelangkaan matcha akan semakin terasa menjelang akhir tahun jika panen tidak segera membaik. @ffr












