Search
Close this search box.

Perusahaan AS Rugi USD300 Miliar, Dialog dengan Washington Diperlukan

Ilustrasi bendera Amerika Serikat./visi.news/wikipedia.

Bagikan :

VISI.NEWS | RUSIA – Perusahaan-perusahaan Amerika Serikat (AS) mengalami kerugian lebih dari USD300 miliar (sekitar Rp4.836 triliun) setelah meninggalkan pasar Rusia akibat sanksi ekonomi yang diberlakukan oleh Barat terkait konflik Ukraina. Hal ini disampaikan oleh Kirill Dmitriev, CEO Dana Investasi Langsung Rusia (RDIF), yang menyoroti perlunya dialog baru antara Moskow dan Washington untuk mengatasi dampak ekonomi bagi kedua negara.

Setelah eskalasi konflik Ukraina pada 2022, Barat memberlakukan sanksi ekonomi besar-besaran terhadap Rusia, dengan tujuan melemahkan ekonomi Moskow dan menekan pemerintahnya untuk mengakhiri operasi militernya. Namun, sanksi ini juga menyebabkan banyak perusahaan Barat menarik diri dari Rusia, sehingga mengakibatkan kerugian miliaran dolar bagi bisnis mereka.

Berdasarkan data dari Yale University School of Management, lebih dari 1.000 perusahaan asing telah membatasi atau menghentikan operasional mereka di Rusia sejak Februari 2022. Dmitriev menegaskan bahwa kerugian bisnis AS hampir setara dengan jumlah aset bank sentral Rusia yang dibekukan oleh Barat sebagai bagian dari sanksi ekonomi.

“Bisnis AS kehilangan lebih dari USD300 miliar karena meninggalkan pasar Rusia,” ujar Dmitriev menjelang negosiasi Rusia-AS di Arab Saudi.

Ia menambahkan bahwa mencabut sanksi dapat menguntungkan kedua negara dan mendorong pemulihan hubungan ekonomi.

Dalam konteks perbaikan hubungan bilateral, Rusia dan AS akan menggelar pembicaraan tingkat tinggi di Riyadh, Arab Saudi. Pembicaraan ini diinisiasi setelah percakapan telepon antara Presiden Donald Trump dan Presiden Rusia Vladimir Putin.

Menurut Dmitriev, Moskow telah menjalin komunikasi dengan anggota pemerintahan Trump dan melihat mereka sebagai pemecah masalah yang hebat. Ia juga menilai bahwa sinyal dari Washington sejauh ini positif, dengan indikasi bahwa Trump dan timnya ingin membangun kembali dialog dengan Rusia.

Baca Juga :  Bupati Bekasi: Pemanfaatan Maggot Solusi Pengelolaan Sampah Ramah Lingkungan

“Hubungan kami yang lebih baik akan memungkinkan untuk menyelesaikan sejumlah besar tugas dan masalah global yang dihadapi dunia,” tambah Dmitriev.

Meskipun pertemuan ini dihadiri oleh pejabat tingkat tinggi, termasuk Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov dan Menteri Luar Negeri AS Marco Rubio, diplomat Ukraina dan Uni Eropa tidak akan hadir dalam pertemuan tersebut.

Juru bicara Kremlin, Dmitry Peskov, menjelaskan bahwa lokasi pertemuan dipilih karena cocok bagi kedua negara. Selain itu, diskusi ini bertujuan untuk memulihkan hubungan Rusia-Amerika dan meletakkan dasar bagi pertemuan langsung antara Trump dan Putin di masa depan. @ffr

Baca Berita Menarik Lainnya :