VISI.NEWS | BANTEN – Pertikaian antara Habib Bahar bin Smith dan Sayyid Qori, kembali memanas dan menjadi perbincangan hangat di media sosial. Konflik ini mencuat setelah Habib Bahar berusaha memenuhi tantangan duel dari Sayyid Qori.
Kronologi Kejadian
Dalam video yang beredar luas di media sosial (Medsos) terlihat Habib Bahar hendak mendatangi markas Sayyid Teuku Muda Qari Al Fasi Al Qusyasyi. Namun Pengasuh Pondok Pesantren Nahdhatun Nuhah (NAHNU-red) Bekasi itu sedang berada di Kecamatan Kresek, Kabupaten Tanggerang, Banten dengan niat menerima tantangan duel tersebut. Habib Bahar, yang dikenal sebagai pimpinan Ponpes Tajul Alawiyyin, tampak marah dan bersikeras untuk berduel dengan Sayyid Qori. “Saya nggak bisa ditantang, jangan ditantang. Dia yang nantang, terus alasan dia dia ditahan polisi katanya makanya mau saya samperin,” tegas Bahar.
Upaya Polisi Menghalau
Namun, upaya Habib Bahar untuk mendatangi kediaman Sayyid Qori tidak berjalan mulus. Aparat kepolisian setempat segera bertindak untuk mencegah konfrontasi fisik tersebut. Dalam video yang beredar, terlihat polisi berusaha menenangkan Bahar dan pengikutnya. “Jangan bib jangan,” ujar salah satu polisi dengan nada menenangkan. Namun, Bahar yang sudah emosi tampak tidak terpengaruh. “Loh kok nggak usah, gimana? Ini masalah harga diri,” jawabnya dengan nada kesal.
Reaksi Habib Bahar
Habib Bahar berulang kali menegaskan alasan kedatangannya. “Loh dia tantang saya fight, makanya saya datang kemari. Kata dia, dia ditahan sama polisi, makanya saya datang ke sini,” tutur Bahar saat dihalau salah seorang petugas. Meski begitu, polisi terus berusaha meredam situasi dan mencegah terjadinya duel fisik antara kedua pihak.
Reaksi Publik
Aksi Habib Bahar yang berusaha meladeni tantangan duel Sayyid Qori mendapat beragam reaksi dari masyarakat. Banyak netizen yang mengkritik tindakan tersebut dan menyarankan agar konflik diselesaikan dengan cara yang lebih bijak. Sebaliknya, ada juga yang mendukung keberanian Habib Bahar dalam mempertahankan harga dirinya.
Pertikaian antara Habib Bahar dan Sayyid Qori mencerminkan bagaimana konflik personal bisa berkembang menjadi perhatian publik, terutama ketika melibatkan tokoh agama dan disebarluaskan melalui media sosial. Upaya polisi untuk mencegah konfrontasi fisik patut diapresiasi, namun penting bagi kedua belah pihak untuk mencari jalan damai dan menyelesaikan perbedaan mereka dengan cara yang lebih bijak dan damai.
Perkembangan lebih lanjut dari peristiwa ini masih dinantikan oleh masyarakat, yang berharap agar kedua tokoh agama ini dapat menyelesaikan konflik tanpa harus melalui kekerasan.
@uli