VISI.NEWS | JAKARTA – Inspektur Pengawasan Umum Polri, Komjen Dedi Prasetyo, menyatakan bahwa Polri memberikan kesempatan luas bagi para santri dan hafiz Al-Qur’an untuk mendaftar sebagai anggota kepolisian. Kebijakan ini diambil karena santri dianggap memiliki karakter moral yang kuat serta etika yang baik, hasil dari pendidikan di pondok pesantren.
“Merekrut polisi dari pondok pesantren memiliki beberapa keuntungan, antara lain pendidikan karakter pondok pesantren dikenal dengan pendidikan karakter yang kuat, sehingga para santri diharapkan memiliki nilai-nilai moral dan etika yang baik,” ujar Dedi.
Selain itu, santri dinilai terbiasa bekerja dalam kondisi sederhana dan menghadapi berbagai tekanan, yang menjadikan mereka lebih mudah beradaptasi dengan lingkungan baru.
“Santri pondok pesantren biasanya terbiasa dengan lingkungan yang sederhana dan terbatas, sehingga mereka memiliki kemampuan untuk beradaptasi dengan situasi yang baru,” sambungnya.
Dari tahun 2021 hingga 2024, jumlah penerimaan santri dan hafiz Al-Qur’an ke dalam institusi Polri tercatat sebagai berikut:
- 2021: 84 orang (Bintara 83 orang, Tamtama 1 orang)
- 2022: 55 orang (Bintara 50 orang, Tamtama 5 orang)
- 2023: 74 orang (Bintara 61 orang, Tamtama 13 orang)
- 2024: 52 orang (Akpol 1 orang, Bintara 49 orang, Tamtama 2 orang)
Dedi juga menjelaskan bahwa Polri telah memastikan mutu seleksi dengan memenuhi standar internasional ISO 9001:2015.
“Secara berkala Polri terus menjaga agar proses seleksi yang kami lakukan tetap memenuhi standar dan bahkan melebihi,” katanya.
Dengan memprioritaskan santri, Polri berharap memiliki anggota yang memiliki keimanan kuat, sehingga mampu menjaga integritas dalam menghadapi berbagai tantangan di lapangan.
Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo menambahkan bahwa rekrutmen jalur santri menjadi program prioritas Polri untuk membentuk personel kepolisian yang tidak hanya memiliki kemampuan teknis tetapi juga kematangan karakter.
“Tentunya rekrutmen jalur santri ini menjadi salah satu program prioritas di kepolisian, karena kita ingin punya polisi-polisi yang tidak hanya paham tentang ilmu kepolisian, namun juga memiliki kematangan di dalam karakter kesehariannya,” kata Sigit dalam Munas dan Konbes NU di Hotel Sultan, Senayan, Jakarta Pusat, Rabu (5/2/2025). @ffr