VISI.NEWS | BOYOLALI – Sebuah insiden penganiayaan terjadi di depan Markas Kompi B Yonif Raider 408/Sbh, Jalan Perintis Kemerdekaan, Boyolali, pada Selasa (28/12/2023) siang. Dua orang relawan pasangan calon presiden dan wakil presiden Ganjar Pranowo-Ma’ruf Amin, yang sedang berkendara menggunakan sepeda motor berknalpot brong, dikeroyok oleh sejumlah prajurit TNI yang sedang bermain voli di markas tersebut.
Kepala Penerangan Kodam IV/Diponegoro, Kolonel Richard Harizon, mengatakan bahwa peristiwa itu bermula dari adanya keluhan dari anggota TNI yang merasa terganggu oleh suara bising dari sepeda motor berknalpot brong yang melintas di depan markas. “Pada pukul 11.19 WIB, beberapa anggota Kompi B yang sedang bermain voli tiba-tiba mendengar suara bising rombongan sepeda motor knalpot brong yang oleh pengendaranya dimain-mainkan gasnya saat melintasi Jalan,” kata Richard dalam keterangan tertulis yang diterima VISI.NEWS, Minggu (31/12/2023).
Richard menjelaskan, beberapa anggota TNI yang sedang bermain voli itu kemudian keluar gerbang dan melihat rombongan pengendara sepeda motor berknalpot brong sudah berlalu. “Beberapa saat kemudian, melintas lagi dua orang pengendara sepeda motor (knalpot brong) yang sedang memain-mainkan gas sepeda motornya, lalu dihentikan dan ditegur oleh anggota,” ujarnya.
Namun, bukannya meminta maaf, kedua pengendara sepeda motor itu malah melawan dan mengeluarkan kata-kata kasar kepada anggota TNI. “Selanjutnya terjadi cekcok mulut hingga berujung terjadinya tindak penganiayaan oleh oknum anggota,” tutur Richard.
Richard menambahkan, anggota TNI itu awalnya hanya menegur agar kedua orang tersebut tertib berlalu lintas dengan tidak memain-mainkan gas motornya yang berknalpot brong, karena menimbulkan suara bising dan mengganggu orang-orang di sekitar jalan. “Tidak ada niatan sama sekali untuk menghalangi atau mengganggu kegiatan kampanye dari pasangan calon presiden dan wakil presiden manapun,” tegasnya.
Richard mengatakan, pihaknya sudah mengambil langkah-langkah penegakan hukum terhadap oknum anggota yang terlibat dalam penganiayaan itu. “Kami sudah menyerahkan kasus ini ke Polres Boyolali untuk diproses sesuai dengan hukum yang berlaku,” katanya.
Sementara itu, salah satu korban penganiayaan, Agus Setiawan, mengaku bahwa dirinya dan temannya, Rizky Pratama, adalah relawan pasangan Ganjar-Mahfud. Ia mengatakan, mereka baru saja mengikuti deklarasi dukungan untuk pasangan nomor urut 01 itu di Alun-alun Boyolali. “Kami tidak tahu kalau itu markas TNI. Kami hanya lewat saja dan tidak ada maksud apa-apa. Tiba-tiba kami dikeroyok dan dipukuli tanpa alasan yang jelas,” ujar Agus di RSUD Boyolali.
Agus mengatakan, akibat penganiayaan itu, ia mengalami luka lebam di wajah dan tubuhnya, serta patah tulang rusuk. Sedangkan Rizky mengalami luka robek di bibir dan hidungnya. “Kami minta agar pelaku dihukum seberat-beratnya. Ini kan melanggar hak asasi manusia dan mengancam demokrasi,” tuntut Agus.
@mpa