VISI.NEWS | SUKABUMI – Produksi sampah di Kabupaten Sukabumi, mencapai 1.650 ton per hari. Sebagian besar sampah itu merupakan sampah yang dihasilkan dari kegiatan sehari-hari di dalam rumah tangga.
Hal itu diungkapkan Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Sukabumi, Nunung Nurhayati. Dia menuturkan seluruh sampah tersebut saat ini dibuang ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Cimenteng.
Menurut Nunung, pemerintah Kabupaten Sukabumi telah bekerjasama dengan SCG, dalam pengolahan sampah berbasis teknologi Refuse-Derived Fuel atau RDF.
“Kita kerjasama dengan SCG, ada poin-poinnya adalah salah satunya mengolah sampah untuk menghasilkan RDF,” kata Nunung.
Namun, kata Nunung, baru sekitar 12 persen sampah di TPA Cimenteng yang dikelola RDF tersebut.
“Yang dikelola oleh SCG baru 12 persen, 200 ditambah 133, berarti 333 ton,” imbuhnya.
Lebih lanjut Nunung menyatakan kondisi ini menjadi tantangan bagi pemerintah daerah untuk menekan volume sampah yang menumpuk di TPA. Salah satu upaya yang dilakukan adalah dengan mengubah perilaku masyarakat sejak dari lingkungan rumah, yaitu melalui pemilahan sampah antara organik dan nonorganik.
DLH Kabupaten Sukabumi saat ini tengah menggulirkan program Zero Waste. Sebagai langkah awal, DLH menjalin kerja sama (MoU) dengan Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (DPMD) untuk melibatkan desa-desa dalam pengelolaan sampah.
Nantinya setiap desa akan mendapatkan fasilitas berupa tong sampah dan kantong plastik. Masyarakat diimbau untuk memisahkan sampah rumah tangga ke dalam tong, sementara sampah plastik dimasukkan ke kantong plastik.
Apabila sampah tidak dipilah maka tidak akan diangkut oleh petugas.
Selanjutnya, sampah yang telah dipilah selanjutnya dapat diolah menjadi kompos, pakan ikan dan ternak, maupun pupuk organik.
Program percontohan (pra-proyek) ini akan dilaksanakan di empat kecamatan, yakni Cisaat, Palabuhanratu, Purabaya, dan Lengkong. @andri












