VISI.NEWS | ARAB SAUDI – Putra Mahkota sekaligus Perdana Menteri Arab Saudi, Mohammed bin Salman (MbS), menolak keras usulan Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, yang mengusulkan agar warga Palestina diusir dan mendirikan negara di Arab Saudi.
Dalam pertemuan kabinet pada Selasa (11/2/2025), MbS kembali menegaskan dukungan penuh Saudi untuk Palestina dan menolak keras wacana pemindahan paksa rakyat Palestina yang diisyaratkan oleh pejabat Israel.
“Saudi menyatakan penolakan tegas terhadap pernyataan ekstremis Israel yang mengisyaratkan pemindahan paksa warga Palestina,” bunyi pernyataan resmi Arab Saudi yang dikutip dari Al Jazeera.
Saudi juga menekankan bahwa perdamaian di Timur Tengah hanya dapat tercapai melalui solusi dua negara.
“Kerajaan menegaskan bahwa rakyat Palestina memiliki hak atas tanah mereka, dan mereka bukanlah penyusup atau pendatang yang dapat diusir kapan pun pendudukan brutal Israel menghendaki,” tambah pernyataan tersebut, seperti dikutip dari Saudi Press Agency.
Usulan kontroversial Netanyahu ini muncul pekan lalu. Dalam pernyataannya, ia mengusulkan agar Palestina mendirikan negara mereka di Arab Saudi, dengan alasan bahwa Saudi memiliki banyak lahan kosong.
“Saudi bisa mendirikan negara Palestina di Arab Saudi, mereka punya banyak tanah di sana,” kata Netanyahu, Minggu (9/2/2025).
Pernyataan tersebut mengabaikan kedaulatan Palestina serta hak rakyatnya untuk menentukan nasib sendiri, dan langsung menuai kecaman dari berbagai negara Arab, termasuk Mesir, Uni Emirat Arab (UEA), dan Palestina.
Mesir secara resmi mengecam pernyataan Netanyahu dan menyebutnya sebagai tindakan yang tidak bertanggung jawab serta tidak dapat diterima.
“Stabilitas dan keamanan nasional Arab Saudi merupakan bagian penting dari keamanan dan stabilitas Mesir dan negara-negara Arab, suatu hal yang tidak dapat dikompromikan,” tegas pemerintah Mesir dalam pernyataan resminya. @ffr