VISI.NEWS | SHANGHAI – Pylontech (Nomor Saham 688063) meraih sertifikat baterai sodium ion yang pertama di dunia dari TÜV Rheinland berdasarkan sertifikat UL1973:2022, IEC62619:2022, IEC62660-2:2018, dan IEC62660-3:2022. Sertifikat ini membuktikan kemajuan dan perkembangan teknologi baterai ion sodium Pylontech sehingga mendukung aplikasinya dalam segmen penyimpanan energi.
Menurut BNEF, dalam rilisnya ke VISI.NEWS, Jumat (17/3/2023), kapasitas terpasang solusi penyimpanan energi segera mencapai 233GWh pada akhir 2030 dengan tingkat pertumbuhan tahunan rata-rata sebesar 21%. Maka, terobosan teknologi baterai ion sodium melengkapi baterai ion litium dan mengurangi tekanan pada suplai penyimpanan energi secara efektif.
Sebagai penyedia sistem penyimpanan energi, Pylontech memiliki keunggulan dalam penelitian dan pengembangan sel baterai secara independen, serta integrasi vertikal pada rantai produksi. Dengan demikian, Pylontech mampu menyediakan sistem penyimpanan energi yang reliabel dan aman dalam jangka panjang. Pada akhir 2022, Pylontech telah menjual lebih dari 1.000.000 sistem penyimpanan energi. Dengan pengalaman luasnya dalam penyimpanan energi baterai litium, Pylontech akan meningkatkan aplikasi baterai ion sodium pada segmen penyimpanan energi lewat inovasi teknologi, serta menghadirkan nilai tambah yang semakin besar bagi pengguna.
“Setelah sukses menjadi perusahaan pertama yang meraih standar internasional tentang keamanan baterai ion sodium, Pylontech semakin memperkuat posisinya—Penyedia Sistem Penyimpanan Energi yang Berdedikasi dan menguasai keahlian lengkap dalam riset dan produksi. Kami akan memanfaatkan keahlian tersebut untuk mempercepat proses netralitas karbon, terlepas dari tantangan teknologi, ekonomi, atau lingkungan hidup,” ujar Geoffrey Song, VP, International Business, Pylontech, perusahaan raksasa yang menyediakan sistem ESS.@alfa