VISI.NEWS | BOJONGSOANG – Ketua DKM Al Fath Komplek D’Amarta Ustadz Ujang Rahmat mengungkapkan bahwa keberagaman sangat dikedepankan oleh warganya sehingga meski di kompleknya banyak faham namun mereka sangat kompak.
“Alhamdulillah warga di sini itu lebih maju pandangannya, sehingga tidak pernah mempermasalahkan perbedaan malah lebih mengedepankan ukhwah dan kebersamaannya,” ungkapnya, Sabtu (8/4/2023).
Giroh kebersamaan, kata Ustadz Ujang lebih lanjut, sangat terasa sejak awal membangun masjid tersebut. Meski, biaya yang diperlukan cukup besar lebih dari Rp. 2 miliar namun dapat diselesaikan dengan baik. “Begitu juga pada Ramadan ini ada beberapa kegiatan yang kita lakukan. Selain itikaf, juga ada pembagian makanan untuk buka puasa, penggalangan pakaian bekas, penggalangan dana untuk dibagikan ke anak-anak yatim, dll, alhamdulillah semuanya mendapat dukungan dari warga komplek,” ungkapnya.
Senada diungkapkan oleh Pembina DKM Al Fath Ustadz Coki Ahmad Syahwier. “Alhamdulillah, kebersamaan disini terjaga dengan baik. Bahkan sebetulnya bukan hanya warga muslim, yang non muslimnya juga kalau kita ada kegiatan mereka banyak urun rembug membantu. Kalau kita mengadakan kurban, mereka juga sama dapat jatah daging kurban,” ungkap pensiunan dosen di PTN ternama di Medan yang rajin nulis di media massa ini.
Dengan kebersamaan yang sudah terbangun, kata Ustadz Coki, warga kompleknya relatif lebih punya daya tahan dari gangguan kelompok yang bisa memecah belah sesama kaum muslimin. “Kuncinya saling menghargai meski berbeda faham, dan mengedepankan kebersamaan untuk kemajuan Islam di sini,” katanya.
Ketua RW setempat Mulyadi mengapresiasi kebersamaan yang telah dibangun selama ini meski beda faham. “Di sini meski pemahamannya besa, kan salatnya sama ke Alloh SWT, nabinya sama Muhammad SAW. Jadi meski ada yang dari NU, saya dari Persis, pengurus lainnya dari Muhammadiyah, SI, dll, kita semua kompak selalu. Dan Alhamdulillah dengan keberagaman dan saling menghargai warga di sini hidup rukun dan damai, pergaulan sosialnya juga hangat,” ungkap pensiunan Departemen Penerangan (Deppen) pusat ini.
Ia berharap, kekompakan yang dibuat oleh kepengurusan DKM yang sekarang ini bisa dijadikan model untuk kedepannya sehingga Islam sebagai agama mayoritas di Komplek D’Amarta bisa menjadi rahmat bagi lingkunganya.@asa