REFLEKSI | 77 Tahun Kemerdekaan RI, Adalah Panggilan Ibu Pertiwi Kepada Kita

Silahkan bagikan

Oleh Bambang Melga Suprayogi, M.Sn.

INDONESIA genap memasuki usia 77 tahun pada hari ini tanggal 17 Agustus. Dan usia 77 tahun untuk bangsa Indonesia, adalah usia matang, usia dewasa, jika dihitung sejak proklamasi kemerdekaan dibacakan oleh Ir. Soekarno, yang akhirnya menjadi bapak Presiden pertama kita.

Indonesia adalah bangsa pembelajar, bangsa yang terus diproses oleh Allah, untuk mengalami banyak pengalaman, sehingga mematangkan karakter bangsanya, agar semakin tangguh, semakin memiliki prinsip kuat kedepannya.

Digodog sebelum masa kemerdekaan dengan banyak melakukan perjuangan, perlawanan untuk keluar dari penjajahan, melahirkan banyak tokoh-tokoh lokal yang luar biasa saling mengispirasi dalam perjuangannya, lalu mereka bisa di satukan, dan secara bersama akhirnya, menyepakati, persatuan Indonesia, 28 Oktober 1928, para pejuang muda Indonesia membuat Kongres Pemuda Indonesia Kedua yang menghasilkan Sumpah Pemuda, sebagai deklarasi perjuangannya.

Satu bahasa, satu cita-cita, menuju kemerdekaan yang di ikat persatuan untuk diperjuangkan secara bersama-sama, menuju kemerdekaan yang jadi semangat anak-anak muda bangsa, agar masyarakat Indonesia keluar dari penjajahan, dan mampu berdaulat, berdiri sendiri, dan mengatur negerinya ke depan tampa dibayangi rasa ketakutan.

Perih, luka, derita, dan sengsara berkepanjangan, yang menimbulkan banyak korban jiwa, sudah dilewati pada masa penjajahan, sampai tahun-tahun berikutnya setelah proklamasi di gaungkan.

Hari ini kita berada di masa dimana Indonesia telah melewati banyak cobaan, dan tetap kuat berdiri menghadapi gempuran yang datang bukan lagi oleh penjajah asing, tapi dari anak bangsanya sendiri.

Kasus-kasus besar yang selama ini bersembunyi, dan telah menghisap kepercayaan masyarakat, dan disalah gunakan…

Alhamdulillah, oleh Allah akhirnya ditampakan.
Di bongkar semuanya…
Dan membuat kaget seluruh anak bangsa !

Kita lihat, dan saksikan…
Betapa beberapa gelintir anak manusia, dari anak bangsa ini, tega mendulang keuntungan untuk dirinya sendiri, dan memeras serta memiskinan rakyat tampa belas kasihan.

Baca Juga :  Kemenag Mundurkan Setahun Semua Jadwal Antrean Jemaah Haji

Mulai dari kasus, penipuan dalam berbagai hal yang berkedok agama, kasus oknum-oknum pengadilan yang terkuak, terbongkarnya jaringan para mafia di berbagai sektor yang menggerogoti keuangan negara selama puluhan tahun, itu ternyata telah bercokol lama di negeri ini, tampa bisa diselesaikan oleh pemerintah sebelumnya.

Kita pernah terpecah, oleh fitnah tajam yang dihembuskan anak bangsa pada saat konstalasi politik saat pemilihan Presiden, dan fitnah terbesar sepanjang sejarah berdirinya bangsa ini, rupanya sengaja dibuat, hanya untuk kepentingan segelintir orang, dalam mempolarisasi urusan politik, yang bagi oknum partai tertentu, ia sah menggunakan cara-cara licik, menggunakan sentimen agama, yang sengaja dimunculkan, dan ini harus terus kita waspadai.

Sehingga hal berkedok agama, seperti beberapa ormas yang di bubarkan pemerintahan, FPI dan HTI, yang selama ini menjadi duri dalam daging bagi bangsa ini, harus benar-benar terus di awasi, keberadaannya.

Kita tahu dan faham sendiri, masih ada saja kalangan elit politik kita, dari partai-partai tertentu, yang masih mau menggunakan jasa mereka, tengah menjalin kembali hubungannya.

Apa partai-partai ini seperti buta, tak tahu atas apa yang pernah ormas itu buat ?
Anehnya lagi tampa malu dan sungkan, mereka para elit politik utamanya, malah sekarang ini sedang berdekat-dekatan mesra dengan mereka.

Apa lagi yang kita bisa baca, selain untuk mencari kekuatan modal pemilu 2024 !

Yaa, untuk dimanfaatkan, digunakan sebagai bempernya pada waktunya nanti di 2024, khusus untuk digunakan dalam konstalasi politik nasional nanti, yang hubungan ke arah sana, antara partai politik tersebut dengan ormas terlarang ini, sudah mulai dibangun dari sekarang, dengan sangat masif, berani secara terang-terangan, mencolok mata, para petinggi elit politik tersebut sowan, datang tampa risih menemui pentolan-pentolan ormas terlarang ini.

Baca Juga :  Kapolsek Pantau Langsung Kegiatan Polisi RW di Wilayah Rungkut

Ini adalah indikasi kuat, sinyal bagi kita masyarakat Indonesia, akan menghadapi tantangan besar kembali, di tahun 2024 saat pemilihan Presiden nanti, kita sudah bisa mencium bau busuknya, yang bau itu pastinya, akan di bawa oleh elit-elit politik yang harus kita waspadai ini.

Siapa mereka ?

Partai apapun yang menjalin upaya pendekatan dengan dua ormas terlarang ini, masyarakat harus benar-benar waspada, mulai tahu pergerakannya, dan mulai teredukasi, untuk tidak memilih partai yang salah kaprah memanfaatkan dua ormas tersebut untuk dibenturkan nantinya dengan rakyat kita.

Saat ini negara terus bekerja membangun wibawa, dan capaian pembangunan yang sangat tertinggal dari negara lainnya, karena puluhan tahun di sandera oleh subsidi-subsidi di berbagai sektor untuk meninabobokan masyarakat kita, yang membuat kita terlena, dan tak siap masuk dalam persiapan menuju masyarakat global, kemajuan dunia.

Dan salahnya, itu dilakukan pemerintah sebelumnya, yang tak berani mengambil resiko, dan masih mencari popularitas nama besar partainya, sehingga pada saat pemerintah sekarang ini menggenjot pembangunan, partai yang mencari popularitas ini, masih menjadi benalu, dalam menyurutkan semangat Negara membangun negeri ini.

Nyatanya, antara partai yang menjadi penalu, dan masyarakat yang manja, menjadi beban bangsa ini.

Ketika kita hendak membangun hal lain, dan mengalihkan sektor subsidi ke pencapaian pembenahan infrastruktur, masyarakat kita belum siap, masih mementingkan egonya, di banding membangun semangat pemerataan pembangunan di seluruh wilayah Indonesia.

Melihat hal ini, ternyata negara harus kita kuatkan semangatnya,
Kita harus bantu negara, yang bisa di kuatkan oleh elemen-elemen masyarakat yang peduli kemajuan negeri.

Dengan adanya elemen-elemen masyarakat yang memiliki kesadaran, yang muncul dari kumpulan orang-orang yang memiliki integritas tinggi, insyaAllah negara akan terbantu tujuan mulianya, yang masih terus harus banyak membangun kebutuhan-kebutuhan infrastruktur di seluruh penjuru negeri ini

Baca Juga :  Duta Genre Harus Jadi Teladan Remaja Kota Bandung

Memasuki masa 77 tahun, yang esok hari akan kita peringati, negara harus terus kita bantu, kita buat stabil, kita jaga keamanannya, sesuai dengan peran dan fungsi kita dalam kehidupan bernegara, yang bisa kita mainkan.

Negara membutuhkan warga bangsanya yang memiliki kepedulian.
Negara dan para pejuang pendahulu kita sangat ingin melihat Indonesia maju sebagai kekuatan dunia.

Dan untuk menyongsong 77 tahun usia kemerdekaan negara kita, sudah harus terbentuk kesadaran kolektif, di elemen bangsa ini, seperti halnya masa pergerakan 28 Oktober 1928 dulu, yang bisa menyatukan seluruh komponen anak bangsa, dari Sabang sampai Merauke.

Semangat itu harus kita ambil kembali saat ini, di usia kemerdekaan RI genap di 77 tahun sekarang.

Kita warga bangsa Indonesia harus di satukan kembali, harus di kuatkan tekadnya, semangatnya, tujuan politiknya, sehingga jelas semua yang bergerak menuju Indonesia Maju, para pengiringnya, adalah manusia-manusia pilihan, yang tidak mencari keuntungan individual, atau untuk kelompoknya sendiri.

Mari kita tafakuri perjuangan para leluhur kita.
Mari kita kuatkan tekad untuk bisa berperan aktif bagi Pertiwi.
Ibu Pertiwi memanggil pemuda-pemudi pilihannya.
Sekali kita mau berdiri memperjuangan tanah air kita.
Ada hubbul wathan minal iman, mencintai tanah air adalah bagian dari iman yang tak hanya jadi selogan orang Nahdlatul Ulama, tapi harus jadi selogan semua masyarakat Indonesia yang mencintai negerinya.

Alhamdulillah.***

  • Penulis adalah Dosen di FIK Telkom University (Tel-U), Ketua Bidang Badan Kemakmuran Masjid DMI Kab. Bandung / Calon Ketua LTN NU Kabupaten Bandung / Ketua komite SDN Sindangsari Baleendah Kabupaten Bandung.

M Purnama Alam

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Next Post

Sangkuriang Nyaleg (10)

Rab Agu 17 , 2022
Silahkan bagikanHerdi Pamungkas Lalakon Sangkuriang Nyaleg, karangan Herdi Pamungkas mangrupa carita rékaan nu jauh tina kanyataan. Boh ngaran tokoh atawa tempat sadayana fiktif. Ieu carita diserat tujuannana taya sanés lintangti hiburan. Lalakon saméméhna nyaritakeun kaayaan rapat partéy, nalika Kartadi biantara sarta nyebut keun ngaran Sangkuriang. “SANGKURIANG??” nu haladir, pating rarérét, […]