REFLEKSI | Allah Tak Bisa Ditipu

Silahkan bagikan

Oleh Bambang Melga Suprayogi, M.Sn.

KADANGKALA manusia selalu mencari celah, untuk mengelabui orang lain dengan dibungkus ilmu, kepandaian, dan pemahaman yang telah ia kuasai.

Mengapa manusia tega melakukan hal seperti ini, kepada sesamanya, bahkan yang beda agama, tak terkecuali ia juga telah mengelabui Allah sesungguhnya.

Dalam Al Qur’an surat Al Baqarah ayat 8 di jelaskan;
Dan diantara manusia ada yang berkata, “Kami beriman kepada Allah dan hari akhir,” padahal sesungguhnya mereka itu bukanlah orang-orang yang beriman.

Dalam kehidupan bermasyarakat, kehidupan kita tak pernah kosong dari keberadaan orang munafik !
Orang munafik bisa di katakan sebagai musuh paling berbahaya, itu karena, orang munafik tersebut selalu berbaju kawan berhati lawan. Ia musuh dalam selimut yang sangat halus, hampir tak terlihat, dan tersembunyi.
Alquran memberitahu kepada kita umat Islam, bahwa kalangan kaum munafik itu musuh, maka waspadailah mereka !

Ibnu Katsir dalam Tafsirul Qur’anil Azhim mengatakan ;
Nifaq atau kemunafikan adalah tindakan menyatakan kebaikan dan menyembunyikan keburukan.

Ibnu Katsir membagi dua jenis nifaq, yaitu ;
1. Nifaq i‘tiqadi (kemunafikan keyakinan) yang membuat orang munafik kekal di neraka.
2. Nifaq amali (kemunafikan perbuatan), yaitu orang beriman yang melakukan dosa besar.

Ibnu Katsir juga mengutip dari Ibnu Juraij. Menurutnya, orang munafik adalah orang yang ucapannya menyalahi perbuatannya, hatinya menyalahi lahirnya, dalamnya menyalahi luarnya, dan tampilannya menyalahi perbuatannya di saat ghaib.

Lantas bagaimana jika kemunafikan dilakukan oleh para pemuka agama ?

Qur’an surat Al-Baqarah ayat 17 ;
Perumpamaan mereka seperti orang-orang yang menyalakan api, setelah menerangi sekelilingnya, Allah melenyapkan cahaya (yang menyinari) mereka dan membiarkan mereka dalam kegelapan, tidak dapat melihat.

Pegangan surat Al Baqarah ayat 17 di atas, itu bisa di tujukan pada seluruh orang munafik, apakah ia yang berislam karena suatu hal, atau mereka yang sudah beriman, namun dihatinya tersimpan kemunafikan, dan Allah menghilangkan harapan yang semula telah mereka punya, dengan memadamkan apinya kembali, sehingga mereka ada dalam keadaan gelap gulita seperti sebelumnya, yang dalam keadaan gelap sangat pekat.

Baca Juga :  "Raja Sepak Bola" Pele (82) Meninggal Dunia

Orang munafik adalah orang dengan niat yang tersembunyi dalam hatinya, ia memiliki maksud buruk, dengan menampakan wajah manis sehingga orang terkecoh karenanya.

Orang Munafik adalah orang yang sangat berbahaya bagi kehidupan manusia di sekelilingnya, pada jaman Khulafaur Rasyidin, dari mulai masa pemerintahan Umar bin Khattab sampai dengan masa pemerintahan Ali bin Abi Thalib, keberadaan orang yang menyamar menjadi muslim sebelumnya, dan pada akhirnya menampakan wajah aslinya, telah mencatatkan jejak berdarah yang merugikan umat Islam secara beruntun, sehingga apa yang di gambarkan nabi tentang keadaan suatu zaman dimana orang Munafik ini kita ketahui gambarannya, hendaknya menjadi bekal pegangan kita yang kuat dalam menyikapi keberadaan mereka, sebelum menjadi besar, sebelum menjadi kuat, dan sebelum mereka melakukan hal yang sama seperti pada masa di mana Khulafaur Rosyidin berkuasa.

Pada prakteknya orang munafik merupakan virus yang sangat berbahaya bagi umat, ia bisa menjadi sumber perpecahan, sumber terjadinya perbedaan paham, munculnya dua kubu yang saling berlawanan dan berhadapan, dan penguat adu domba di kalangan umat, untuk selalu mengobarkan pergolakan, hingga kita selalu di buat resah, sebab mereka selalu bisa mendidihkan tensi memanaskan situasi pada masing-masing golongan, dalam mempertahankan kebenarannya, menurut anggapan mereka masing-masing.

Lantas apakah Allah bisa kita tipu dengan berkedok kemunafikan itu ?
Apa bisa tipuan kita berhasil mengelabui Allah?

Hanya anak kecil mau kencur saja yang beranggapan, tipuannya berhasil spektakuler!
Padahal dibalik itu, Allah tersenyum memperhatikan permainan jahat kita yang semakin menggila !!

Orang yang sebelumnya beriman, namun membuat kerusakan terus menerus, sama halnya dengan mengingkari keimanannya.
Dan mereka yang mengingkari keimanannya itu, telah berbuat tipu daya yang luar biasa pada Allah…layak dikatagorikan orang kafir!

Dan mereka (orang-orang kafir) membuat tipu daya, maka Allah pun membalas tipu dayanya.
Dan Allah sebaik-baiknya pembalas tipu daya tersebut.

Baca Juga :  Miguel Oliveira Jawara MotoGP Mandalika, Quartararo Runnerup

Apakah mereka yang menipu Allah, disertai berbuat diluar batas, adalah seorang yang benar benar beriman ?

Nukilan Qur’an Surat Al-Baqarah ayat 10 sampai 15

10. Dalam hati mereka ada penyakit, lalu Allah menambah penyakitnya itu; dan mereka mendapat azab yang pedih, karena mereka berdusta.

11. Dan apabila dikatakan kepada mereka, “Janganlah berbuat kerusakan di bumi!” Mereka menjawab, “Sesungguhnya kami justru orang-orang yang melakukan perbaikan.”

12. Ingatlah, sesungguhnya merekalah yang berbuat kerusakan, tetapi mereka tidak menyadari.

13. Dan apabila dikatakan kepada mereka, “Berimanlah kamu sebagaimana orang lain telah beriman!” Mereka menjawab, “Apakah kami akan beriman seperti orang-orang yang kurang akal itu beriman?” Ingatlah, sesungguhnya mereka itulah orang-orang yang kurang akal, tetapi mereka tidak tahu.

14. Dan apabila mereka berjumpa dengan orang yang beriman, mereka berkata, “Kami telah beriman.” Tetapi apabila mereka kembali kepada setan-setan (para pemimpin) mereka, mereka berkata, “Sesungguhnya kami bersama kamu, kami hanya berolok-olok.”

15. Allah akan memperolok-olokkan mereka dan membiarkan mereka terombang-ambing dalam kesesatan.

Lalu Al-Baqarah ayat 17 menjawab secara tegas siapa mereka itu, seperti apa yang telah di tuliskan di atas.

Sampai sini, maka berhati-hatilah kita pada ciri ciri manusia munafik dalam topeng apapun, baik ia ilmuwan, pesohor, tokoh masyarakat, agamawan, pengusaha, penguasa, dan politisi, serta lain-lannya.

Orang munafik pastinya, ia akan sangat tega menghancurkan citra nama baik agamanya sendiri !
Ia tak peduli marwah agamanya telah ia injak-injak kehormatannya.
Ia sangat menikmati, letupan, dan kebencian antar golongan yang ia kobarkan.
Perkataannya bagai racun, perbuatannya mampu menyulut api perpecahan.

Lalu bagaimana dengan kondisi masyarakat kita sekarang ?

Akibat dari masifnya orang-orang munafik berani memunculkan dirinya di media massa, baik di Facebook, Instagram, Twitter, dan flatform media sosial lainnya, kini …

Kita akan sangat mengenali sesungguhnya peran kemunafikan itu di peragakan oleh mereka kaum munafikun tersebut !
Dan saat ini, kondisi kita di teror kaum munafik, dan telah sangat nyata dan jelas sekali didepan mata kita, bahkan Allah perlihatkan semua penampakan mereka !

Baca Juga :  Ojol di Bandung Kembali Antar Penumpang Mulai Hari Ini

Umat harus belajar dari sejarah kelam pergolakan Islam, di masa Khulafaur Rosyidin itu, dimana para sahabat, sangat memerangi orang orang yang berkedok tersebut.

Zaman Sayidina Ali, sahabat Ali memerangi suatu kaum yg bernama kaum khawarij, mereka sama beriman pada Allah, menjadi penghafal Al-Qur’an, namun pikiran mereka dan tindak tanduk mereka merusak reputasi Islam saat itu, mereka merindukan kehidupan akhirat, tapi dengan jalan salah.

Nah pertanyaannya, adakah kita melihat gelagat kaum perusak itu di masa kini?
Yang membuat banyak kedzoliman tapi mereka tidak menyadarinya !

Coba hitung satu satu fenomena sosial keberagamaan kita saat ini!
Di mulai dari ulama penghasut dan pengadu domba.
Berkedok ulama namun tak faham ilmu agama secara mendalam.
Mengaku ulama tapi merusak kehormatan santrinya hingga menjadi peristiwa besar aib yang memalukan.
Ulama yang membingungkan umat dengan statement nya.
Ulama yang menista istri yang telah melahirkan anak anak bagi dirinya.
Yang terakhir, ulama yang menyalahgunakan zakat, infak, dan shodaqoh dengan berani mengaransi, sehingga umat terbujuk rayu, sampai akhirnya mereka jatuh sengsara karena berhasil diperdaya.

Itulah tugas berat kita umat Islam saat ini, yang kesulitan dalam mencari ulama yang amanah, lurus serta Hanif.
Mencari mereka bagai mencari jarum di tumpukan jerami.
Bahkan ketika sudah nampak pun, perdebatan bathin untuk sampai meng’ia kannya, sungguh bagai perang badar, karena saking kuatnya prasangka buruk yang menempel, karena melihat ia, ulama tersebut ada dalam barisan ormas Islam tertentu.

Semoga Allah menyegerakan berakhirnya cobaan ini bagi umat !
Dan menghadirkan ulama ulama pewaris para nabi yang sebenarnya kepada kita…Sehingga segala kebaikan semoga selalu menunjuki kita semua, amin.***

M Purnama Alam

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Next Post

Yana Mulyana Diamanati Tiga Pesan oleh Gubernur

Sel Apr 19 , 2022
Silahkan bagikanVISI.NEWS | KOTA BANDDUNG – Yana Mulyana resmi menjadi Wali Kota Bandung sisa masa jabatan periode 2018-2023 usai dilantik oleh Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil di Gedung Sate, Senin 18 April 2022. Dalam sambutannya, Ridwan Kamil mengucapkan selamat atas dilantiknya Yana Mulyana sebagai Wali Kota Bandung definitif. Dia berharap, […]