REFLEKSI | Fase Kesadaran Diri

Silahkan bagikan

Oleh Bambang Melga Suprayogi, M.Sn.

KESADARAN diri merupakan bagian dari puncak pencapaian kebeningan hati, kembalinya kesadaran nurani, kesadaran pikir, yang menjadi pendorong kuat bagi jiwa untuk bertekad memperbaiki, apa yang menjadi kekurangan pada dirinya.

Kesadaran diri terjadi karena manusia sudah merasa lelah, dengan pengembaraan lahiriahnya yang diombang ambing nafsu, yang jika semakin dituruti hawa nafsu itu, ia selalu saja akan merasa kehausan, kekurangan, tidak pernah puas, dan membawa si manusia itu sendiri malah semakin liar, hingga berani melanggar batas-batas, yang akhirnya jika tak segera menyadarinya, ia akan terjerumus dalam kegersangan jiwa yang menghancurkan.

Allah memperjalankan setiap mahluk, khususnya manusia, untuk masuk kedalam proses kehidupannya yang berwarna, hal ini dimaknai sebagai sebuah pengenalanNya atas semua kemahakuasaannya, yang meliputi sesuatu baik itu kebaikan maupun yang sebaliknya. Dan Allah memberi kebebasan, pilihannya ada pada manusianya itu sendiri, dan bagi mereka yang terahmati, ia diselamatkan oleh petunjuk kitab sucinya, yang menunjukan jalan kebenaran, pedoman untuk mereka yang beriman, sedang bagi mereka yang liar, tidak didik dalam pemahaman keagamaannya, prosesnya akan sangat panjang untuk sampai menemukan cahaya kepada mengenal yang haqnya, dan itu kembali pada bagaimana kita dikenalkan oleh orang tua kita, pada kemuliaan keberadaan agama sebagai petunjuk cahaya kehidupan dari semenjak kecil.

Dalam bahasa Arab, kesadaran diri disebut dengan ma’rifatun nafs. Dalam al-Qur’an dapat ditemukan ayat yang menjelaskan pentingnya kesadaran diri ini. Salah satu ayat yang menyebutkan hal tersebut terdapat pada firman Allah surah Al-Hasyr ayat 19:

Dan janganlah kamu seperti orang-orang yang lupa kepada Allah, lalu Allah menjadikan mereka lupa kepada mereka sendiri. mereka Itulah orang- orang yang fasik. (QS. Al-Hasyr: 19)

Baca Juga :  Halal dan "Thayyib" Lebih dari Sekadar Mutu

Fase kesadaran diri merupakan fase dimana puncak kesadaran sudah bersinggungan dengan hidayah Allah, sehingga sentuhan Allah mampu menekan nafsu egoisnya, dan nurani tergerak lebih dominan menguasai pikiran, sehingga langkah fisik banyak mempertimbangkan sisi moral kepatutan, yang sebelumnya hal ini didominasi nafsu, dan kurangnya pertimbangan diri.

Beberapa hal yang muncul dari kesadaran diri ini adalah :
1. Diberinya kesempatan untuk memperbaiki diri.
2. Diberkahi usia berikutnya dengan kebaikan.
3. Dijadikan kuat tekadnya, lurus pikirannya.
4. Menjadi manusia yang terahmati.
5. Menjadi insan mulia yang mulai mencintai Tuhannya.
6. Memiliki komitmen ruhani yang lebih kuat dari manusia lainnya.
7. Munculnya sisi kemanusiaan yang lebih mendalam.
8. Tentram hati dan pikirannya.
9. Mulai lurus tauhidnya, dan tertata hati, diri, perbuatan, dan ucapannya.
10. Siap menjadi pejuang Allah, dan membangun jalan kesyahidan, mempersiapkan akhir hidupnya, dengan memuliakan dan mengagungkan agamanya secara terhormat.

Tentunya banyak point positif yang belum tercatatkan dari munculnya kesadaran diri ini, di atas itu semua, ada peran penggerak yang memiliki kekuatan ajaib dibalik diri orang itu, yang diluar perkiraan kita, dimana andai Allah berkehendak, apapun tak ada yang bisa menghalangi.

Alhamdulillah.***

M Purnama Alam

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.

Next Post

Anak-anak Inisiasi Aksi Bersih Sungai dan Pilah Sampai di Sungai Code Yogyakarta

Sen Jun 27 , 2022
Silahkan bagikanVISI.NEWS | JAKARTA – Sekitar 40 anak dan orang muda yang tergabung dalam Child Campaigner Yogyakarta Save the Children Indonesia menginisiasi aksi bersih sungai dan pilah sampah di wilayah Sendowo yakni area bagian tengah ungai Code Yogyakarta. Aktivitas ini merupakan bagian dari Aksi Generasi Iklim yang digagas oleh Save […]