REFLEKSI | Hijrah Nabi SAW

Silahkan bagikan

Oleh Bambang Melga Suprayogi M.Sn.

SEPERTI halnya kisah Nabi Muhammad SAW, untuk menjadi unggul, menjadi pemenang, ikhtiarnya harus hijrah dari Mekkah ke Madinah, dikarenakan Mekkah sebagai tempat tinggalnya, tanah kelahirannya, tidak kondusif untuk ditinggali.

Mekkah yang penuh gejolak, intrik, permusuhan, dan dimukimi oleh dominan umat yang membenci dan selalu mencari cara menghabisi Sang Nabi, saat itu betul-betul dikuasai sang angkara, dan kebodohan.

Saking bodoh dan tengelam dalam kebodohan itu, maka wajar disebut Jahiliyah, dan itu sebutan yang sangat akut dari tidak adanya cahaya kebenaran yang membuat masyarakat Mekkah menjadi pintar.

Maka ketika kita mentafaquri sebuah kisah perjalanan para nabi, orang soleh, dan manusia-manusia utama lainnya, kisah seperti ini selalu ada.

Baca kisah para wali.
Orang-orang suci.

Dan manusia-manusia yang memiliki keutamaan, mereka tidak hidup menetap di wilayah kelahirannya.

Tapi sudah sunatullohNya, Allah memperjalankan manusia-manusia pilihanNya, ia tebar dan sebar, sehingga manusia tersebut bisa menjadi pemberi warna bagi daerah yang ia datangi, dan daerah yang baru pun, mampu membuka keberkahan baginya, sehingga pantas, daerah itu menjadi tempat persinggahan terakhirnya, sampai masa akhir usianya. Subnaalloh.

Karena itu, ketika kita ingin mulia, pintar, berpengetahuan, maka cara berhijrah seperti nabi itulah suatu cara terbaik bagi kita, menjauhi tempat dimana kita terlahir.
Dan untuk menjadi besar, rahasia Allah bagi manusia yang berpikir adalah hijrah.

Untuk para pemuda, yang ingin hidup mulia, pintar, dan menjadi pemenang, maka keluarlah dari daerah asal dimana kita terlahir dan menatap sekarang.

Banyak para pemuda yang terjebak kejumudan karena terbelenggu nostalgia, dan memori kedaerahannya, ini mengakibatkan, otaknya beku, hidupnya statis, dan gairah perjuangan hidupnya tipis, sudah jadi fenomena utama di setiap daerah untuk hal seperti ini.

Baca Juga :  Norwegia Batalkan Pembakaran Al Quran Setelah Turki Bereaksi

Hidup adalah proses kita berkembang lebih baik, dan untuk berkembang sempurna, induk elang pun harus tega melempar anaknya dari ketinggian, agar si elang baru itu mau terbang, dan mengepakan sayapnya mengapai langit ketinggian.

Alhamdulillah.***

M Purnama Alam

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.

Next Post

Dekoruna Resmi Buka Showroom ke-20 di Bali

Sen Sep 12 , 2022
Silahkan bagikanVISI.NEWS | BALI  – Melihat permintaan masyarakat yang cukup meningkat pada kebutuhan home & living, Dekoruma terus gencar melakukan ekspansi untuk menjangkau lebih banyak masyarakat. Dekoruma resmi membuka showroom ke-20 di Bali dan menjadi Dekoruma Experience Center pertama di luar pulau Jawa. Bali merupakan kota ke-10 hadirnya Dekoruma Experience […]