Search
Close this search box.

REFLEKSI | Kelembutan Hati

Bagikan :

Oleh Idat Mustari

KU NASEHATI diriku sendiri mungkin juga kamu, bahwa salah satu dari makna yang ingin diraih oleh mereka yang berpuasa adalah bisa merasakan derita – sedihnya orang yang lapar dan kehausan karena kekurangan makanan dan minuman.

Tentu lebih dari makna itu adalah orang yang sedang berpuasa sedang dilatih rasanya (hati) sedang dipertajam – diperhalus, hingga hatinya dalam kelembutan.

Kelembutan hatinya yang mengakibatkan ia tidak akan mengatakan sesuatu kepada orang lain yang ia sendiri tidak suka dengan apa yang akan ia katakan jika ia mendengar perkataan itu. Kelembutan hatinya yang mengakibatkan ia tidak akan bertindak yang ia sendiri tidak suka dengan apa yang akan ia lakukan jika menimpa dirinya.

Kalau ada orang yang berkata seenak jidat, tanpa peduli apakah orang yang mendengarkannya sakit hati atau tidak. Kalau ada orang,  bertindak seenak dirinya, tanpa peduli bagaimana orang lain jadi kesulitan atau tidak. Dengan kata lain yang penting enak bagi dirinya sendiri, tak peduli orang lain bakal jadi tidak enak. Maka orang  seperti ini yang disebut Nabi Saw, puasanya hanya sekedar lapar dan haus saja.

Rasulullah bersabda: “Barangsiapa yang ingin dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke surga serta kematian mendatanginya dalam kondisi dia beriman kepada Allah ta’ala dan hari akhir, maka hendaklah dia bersikap kepada orang lain dengan sikap yang ingin dia dapatkan dari orang lain.”(HR. Muslim).

Pepatah Barat mengatakatan : “You have to treat others, as you want to be treated by others .” (Kamu harus memperlakukan orang lain, sebagaimana kamu ingin diperlakukan oleh orang lain).
Jika ini bisa kita lakukan maka  sudah berhasil mengamalkan makna dari puasa itu. Insya Allah.

Baca Juga :  Tanggapi Aksi Walk Out, Dedi Mulyadi: Bela Rakyat atau Kepentingan?

Wallahu’alam.***

Baca Berita Menarik Lainnya :