Oleh Bambang Melga Suprayogi
ADA orang kadang tidak sadar, ia merasa paling tidak beruntung hidup di dunia.
Katanya, dunia sangat menyiksanya!
Lalu apa kerjanya selama ini ?
Ternyata banyak berdiam diri, pengangguran, dan tak gaul pula.
Itu mah namanya kesepian om, stress tak ada teman yang bisa di ajak ngobrol.
Di tambah cekak, tak ada masukan, tak ada income, hehehe.
Makanya jangan “kedul,” jangan malas.
Bila males jemput rezeki, bagian kitapun lewat tak kita dapat!
Hihihi.
Kekonyolan manusia itu sangat luar biasa, ia tak melihat diluar dirinya masih banyak mereka yang tidak seberuntung dia, bayangkan mereka yang tuna daksa, tuna rungu dll., mereka yang dengan kekurangan bawaannya, tapi mereka gigih, kuat, bahkan memiliki semangat hidup yang tinggi.
Artinya apa ini ?
Ketika kita melihat dua sisi yang berbeda, dengan apa yang mereka perjuangkan.
Yang satu memilih putus asa.
Yang satunya memilih menjemput asa.
Dan semua gambaran itu bagi kita, menginggatkan, bahwa kita harus selalu banyak menambah syukur, dan selalu ingat buat bersyukur!
Rezeki itu adanya di bab ikhtiar, ya… itu jalannya harus dicari.
Semua manusia terlahir dengan rezekinya yang sudah ditakar Allah, melalui dari mana pintu yang ia usahakan.
Semua pintu berbeda untuk hasil ikhtiar yang di usahakannya.
Tinggal kita berpikir, dari pintu mana yang akan kita masuki untuk menjemput rezeki kita….apa pintunya itu dari jalan;
Masuknya dari pintu otak atau pintu otot.
Dari pintu skill dan pintu sikil (bercape-cape bekerja keras.. )
Pokoknya, kita itu bagaimana kemampuan diri kita, maka buat dan keramatkanlah diri kita ini.
Mengkeramatkan diri adalah dengan cara bagaimana ?
Nih, caranya;
Dengan membekali diri kita dengan ilmu.
Dengan cara pandang, memiliki wawasan, dan pemahaman.
Dengan pertemanan, relasi dan link pergaulan.
Dengan ke ahliannya dan skill yang mumpuni.
Dengan dapat dipercaya.
Dengan banyak disukai orang.
Dengan pikiran pikiran brilian, kita mencari terobosan dan inovasi.
Dengan dekat pada Tuhan, dan selalu bersyukur atas nikmatnya.
Dengan doa orang tua yang selalu kita mintakan.
Dengan doa guru, mursyid, para kiai, pendeta, pastur, sesuai keyakinannya.
Dengan semangat diri, rasa optimis, dan yakin pada apa yang kita perbuat…
Insyaallah kita bisa.
Nah setelah kita lihat apa yang di tulis di atas tadi sebagai bekal yang harus kita punya.
Ternyata kita itu lebih hebat dari hanya seekor ayam!
Ayam saja di jamin rezeki atas hidupnya oleh sang pencipta, Tuhan semesta alam.
Apalagi kita manusia !
Telah di siapkan seperti apa rezeki kita yang pastinya akan kita dapatkan dan miliki.
Semua balik kembali pada persoalan persepsi dan keyakinan kita.
Karena sesungguhnya, dalam persepsi yang kita punya, mau jadi seperti apapun kita bisa!
Dan untuk itu bekalnya adalah ilmu, iman dan, keyakianannya.
“Allah itu sesuai prasangkamu.”
Maka berprasangka baiklah kita pada diri, karena diri ini adalah keramatnya kita.
Alhamdulillah.Â
***