Search
Close this search box.

REFLEKSI | Menunggu Giliran

Bagikan :

Oleh Idat Mustari

PERISTIWA kematian pasti akan menimpa setiap orang. Meyakini semua manusia pasti mati diyakini oleh seorang atheis sekalipun. Namun yang membedakan seorang muslim dengan orang kafir adalah seorang muslim meyakini bahwa ada kehidupan setelah kematian.

Ah, sungguh sangat mengenaskan jika tidak ada kehidupan setelah kematian, sebab pelaku kejahatan, pembuat kezaliman  tidak  mendapatkan balasan atau hukuman, sementara di dunia pun mereka bebas tak tersentuh hukum.

Atau tak ada balasan (ganjaran) bagi orang-orang miskin yang jujur dan soleh yang di dunia tak bisa menikmati dunia seperti halnya orang-orang kaya. Jika itu terjadi maka sangatlah konyol kehidupan ini, sebab tak ada artinya pengorbanan, dan perjuangan di dunia ini.

Pada hakekatnya semua manusia sedang menghampiri Allah, namun karena kecintaan yang berlebihan pada dunia membuat manusia lupa bahwa dirinya sedang menunggu giliran untuk menghadap Allah melalui station kematian.

Bahkan seandai saja setiap orang menyadari akan datang satu hari dimana tidak berlaku lagi tebusan, tidak ada lagi negoisasi, dan tak  ada seorang pun peduli pada dirinya, rasa-rasanya setiap orang akan selalu berpikir ulang untuk bertindak. Namun saat mata manusia tertutup oleh dunia, kesadaran  hal ini pun hilang.

Semoga saja Allah selalu menjentik kesadaran kita bahwa hidup ini bukan sekedar disini. Ada  kehidupan selain disini yakni kehidupan yang kekal abadi, yang hanya ada dua tempat yakni surga atau neraka. kita pun entah akan berada dimana. Hanya doa,

اَللّٰهُمَّ إِنِّيْ أَسْأَلُكَ رِضَاكَ وَالْجَنَّةَ،

“Ya Allah, sungguh aku memohon ridha dan surga-Mu”.***

Baca Berita Menarik Lainnya :