Oleh Idat Mustari
Self Reminder
- Kunasehati diriku dan juga mungkin dirimu, bahwa ada manusia yang bergelar, ‘Ibadurrahman.’ ,”(QS. Al-Furqan :63). Yakni hamba Allah yang diberi kemulian oleh Allah sebagai hamba yang maha penyayang.
ALLAH menyebutkan beberapa kriteria dari hamba-hamba yang dipanggil dengan gelar ‘Ibadurrahman’ ini, diantaranya yaitu rendah hati.
Namanya juga rendah hati, maka pusatnya ada di hati. Rendah hati adalah cara seseorang memandang dan bersikap kepada orang lain. Kata Syekh Abdul Qadir Jailani, Rendah hati (Tawadhu) adalah tidak memandang orang lain kecuali menganggap orang lain itu memiliki kemuliaan sehingga dalam hatinya berkata,”Bisa jadi orang itu di sisi Allah lebih baik dan lebih tinggi derajatnya daripada diriku”.
Bila memandang orang yang lebih muda darinya, hatinya berkata,” Bisa jadi orang muda itu belum banyak maksiat kepada Allah, dibandingkan aku banyak berbuat dosa dan maksiat. Pastinya orang muda itu, lebih baik dari diriku”.
Bila memandang orang yang lebih tua darinya, hatinya berkata,”Dia adalah hamba Allah yang hidup lebih dahulu dari aku, pastinya amalnya lebih banyak dari diriku”.
Bila memandang orang berilmu, hatinya berkata,”Pasti ada ilmu dari orang itu yang tidak aku ketahui, dan pasti dia lebih pandai dariku”.
Bila memandang orang bodoh, hatinya berkata,”Bisa jadi ia melakukan maksiat lantaran ketidak tahuannya, sedangkan aku melakukan maksiat karena ilmu ku”.
Bila memandang pendapat orang lain, hatinya berkata,”Boleh jadi pendapatnya benar, sedangkan pendapatku salah. Imam Syafi’i pernah berkata, “Bahwa pendapat seseorang bisa jadi benar, namun berpeluang salah, dan atau pendapat seseorang bisa jadi salah, namun berpeluang benar”.
Orang yang rendah hati, tidak menyimpan rasa merendahkan orang lain karena amal-amalnya, sebab ia sadar bahwa bisa saja orang lain itu lebih dekat dengan Rahmat Allah dan lebih tinggi derajatnya.
Selamat beraktivitas, selamat Jumatan, semoga berkah rezekinya, sehat, dan diluaskan rezekinya, jangan lupa isi kencleng .***