VISI.NEWS | SOLO – Dosen yang menyandang gelar kepangkatan tertinggi guru besar dengan gelar profesor, jangan sekadar bangga karena sukses mengoleksi beragam penghargaan di bidang akademik. Tetapi guru besar harus juga sukses mengimplementasikan setiap ide dan gagasan intelektualnya yang terkait dengan kebutuhan perubahan zaman.
Rektor Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo, Prof. Dr. Jamal Wiwoho, menyampaikan hal itu, ketika mengukuhkan 2 orang guru besar dari Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (F-MIPA), yaitu Prof. Nuryani, PhD dan Prof. Dr. Prabang Setiyono, di depan sidang senat terbuka UNS, di Auditorium GPH Haryo Mataram, kampus Kentingan, Selasa (8/3/2022).
“Guru besar di UNS juga jangan hanya bangga dan sukses mengoleksi beragam penghargaan di bidang akademik saja. Melainkan guru besar harus sukses mengimplementasikan setiap ide dan gagasan intelektual yang gayut dengan kebutuhan perubahan zaman,” katanya.
Prof. Jamal yang pernah menjabat sebagai inspektur jenderal (Irjen) Kemenristek Dikti, mengingatkan, saat ini dunia sedang berada dalam pusaran kehidupan baru. Setiap insan akademis dituntut memiliki kreativitas dan kegigihan untuk melakukan cara-cara baru, yang relevan dengan perubahan yang terjadi.
“Sebagai bagian dari masyarakat ilmiah, guru besar dengan kebebasan berpikirnya dituntut memiliki kemampuan membuka ruang-ruang kebekuan dan kejenuhan berpikir, dengan menawarkan berbagai opsi dan solusi yang lebih komprehensif. Sehingga, akademisi bisa menghasilkan keputusan yang memberikan kepuasan kepada masyarakat,” ujarnya.
Rektor UNS berpesan kepada kedua guru besar yang baru dikukuhkan, saat ini merupakan momentum yang tepat bagi keduanya untuk segera menggerakkan seluruh potensi intelektualitasnya, memberi jawaban atas kebutuhan masyarakat masa kini dan yang akan datang.
“Saya percaya, seorang guru besar dengan kapasitas keilmuan dan kebebasan mimbar akademik yang dimilikinya, akan menjadi sarana yang ampuh dalam membangun harapan masa depan bangsa yang lebih baik,” tandasnya.
Prof. Jamal mengajak, Prof. Nuryani dengan keahlian instrumentasi medis dan Prof. Prabang Setyono, sebagai pakar ilmu lingkungan, agar menunjukkan tanggungjawab moral dan sosialnya dalam bersinergi dan berkolaborasi mewujudkan sumbangsih kepada masyarakat dan pemerintah.
Prof. Nuryani, dalam pidato pengukuhan berjudul “Pengembangan Instrumentasi Medis Dengan Sistem Cerdas Berbasis Elektrokardiogram Dalam Mendukung Kemandirian Alat Kesehatan”, menjelaskan, instrumen media dengan sistem cerdas berbasis elektrokardiogram yang saat ini sedang dia kembangkan, memiliki kemampuan mengenali pola data eletrokardiogram dan kemampuan pengambilan keputusan.
Menurut dia, upaya pengembangan instrumen medis dengan sistem cerdas berbasis elektrokardiogram yang saat ini sudah dalam tahap uji klinis, dapat memberikan informasi tentang terjadinya gangguan atau tidak terjadi gangguan pada bagian tubuh tertentu.
“Sistem ini dapat membantu pasien atau pengguna dalam mengidentifikasi gangguan tubuh tertentu dengan cepat. Karena, sistem ini bekerja berbasis komputer. Sistem ini juga dikenal dengan sistem deteksi,” jelasnya.
Sedangkan, Prof. Dr. Prabang Setiyono, menyampaikan pidato pengukuhan berjudul “Mitigasi Pencemaran Lingkungan Dalam Perspektif SDGs (Sustainable Development Goals) Menuju Sebuah Peradaban Bangsa.”@tok
Sedangkan, Prof. Dr. Prabang Setiyono, menyampaikan pidato pengukuhan berjudul “Mitigasi Pencemaran Lingkungan Dalam Perspektif SDGs (Sustainable Development Goals) Menuju Sebuah Peradaban Bangsa.”@tok