VISI.NEWS – Rizka Ayu Setyani, alumnus program studi kebidanan Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo yang kini menjadi dosen Universitas Respati Yogyakarta (Unriyo), menginisiasi sekolah khusus bagi Ibu-ibu hamil yang dia sebut “Sekolah Komplementer Cinta Ibu” (Sekoci).
Ketika berkunjung ke kampus UNS, Kentingan, Solo, Jawa Tengah, Senin (19/10/2020), Rizka mengungkapkan, dia menginisiasi Sekoci sejak awal 2020 karena ingin berkontribusi bagi dunia kesehatan, khususnya kesehatan ibu hamil dan menyusui.
Meskipun disebut “sekolah”, menurut dia, itu bukan merupakan komunitas atau lembaga swadaya masyarakat, tetapi sebuah inovasi pengembangan kelas ibu hamil yang dia terapkan di Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) Depok II, Desa Condongcatur, Sleman dan Puskesmas Gedong Tengen, Kota Yogyakarta.
“Sebagai komplementer, Sekoci adalah untuk melengkapi dan menambahkan asuhan kebidanan dengan materi yang belum ada di kelas ibu hamil, seperti pijat bayi dan senam bayi, pijat ibu hamil yang dilakukan suami, perawatan kehamilan, self healing, dan cara membangun ikatan antara ibu dan anak. Selain itu juga kelas yoga bagi ibu hamil untuk melepas stres dan agar lebih rileks. Di Sekoci kita mengajari para ibu untuk melakukan secara mandiri,” katanya.
Rizka yang merintis Sekoci bersama dua dosen Unriyo, telah mendapatkan dana Program Hibah Dikti sehingga dapat bermitra dengan Puskesmas Depok II dan Puskesmas Gedong Tengen untuk beberapa tahun ke depan.
Menyinggung pemilihan Puskesmas Depok II sebagai lokasi Sekoci, Rizka menyatakan, berdasarkan data Dinas Kesehatan setempat puskesmas tersebut menyumbang angka kematian ibu (AKI) cukup banyak. Padahal, dia berpendapat, AKI dapat dicegah apabila ibu hamil secara teratur mau memeriksakan kehamilannya, setidaknya ke puskesmas.
“Kunjungan atau pemeriksaan seorang ibu hamil seharusnya 4 kali. Tapi ibu-ibu hamil di sana tidak semua menyelesaikan tahap pemeriksaan tersebut. Kondisi itulah yang mendorong kami melakukan inovasi dan mengajak kader kesehatan untuk turut aktif di Sekoci,” ujarnya.
Dosen Unriyo itu menilai, masyarakat yang dilibatkan dalam Sekoci menyambut antusias terhadap semua program yang awalnya dilakukan melalui pertemuan tatap muka di Puskesmas Depok II. Sedangkan selama masa pandemi Covid-19, kelas Sekoci berlanjut dengan kelas daring melalui berbagai kanal, seperti Zoom, youtube atau media sosial.
Sejak dibuka kelas daring untuk umum, rata-rata satu sesi diikuti antara 50-60 orang, bahkan sampai 90 peserta. Tutor yang memberikan materi bukan hanya para ahli di bidang kesehatan, tetapi Sekoci juga berkolaborasi dengan psikiater dan chef yang memberikan materi tentang makanan sehat yang enak bagi ibu hamil dan menyusui.
“Kita juga melibatkan relawan pengajar dari berbagai wilayah Indonesia. Kami menyediakan wadah pengabdian secara daring di masa pandemi ini. Ada juga relawan fasilitator, seperti moderator, admin, dan konten kreator,” tuturnya lagi.
Dia berharap, Sekoci dapat dikembangkan di daerah lain di seluruh Indonesia. Selain menciptakan Sekoci, alumnus program studi kebidanan itu juga membuat inovasi ASIK (Aplikasi Sayang Ibu bayi Komplementer), yang dapat digunakan para ibu hamil untuk memantau secara mandiri usia kehamilan dan kapan tanggal melahirkan, laporan kader, sajian informasi untuk ibu hamil dan menyusui, serta untuk konsultasi. @tok