VISI.NEWS | BANDUNG – Dengan lebih dari 920 saham yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI), investor dihadapkan pada berbagai pilihan untuk membangun portofolio mereka. Namun, memilih saham yang tepat bisa menjadi tantangan, terutama bagi investor pemula.
Salah satu cara untuk mengklasifikasikan saham adalah dengan membedakannya berdasarkan profil risikonya. Dua kategori utama yang umum digunakan adalah saham blue chips dan second layer.
Saham Blue Chips: Stabil dan Terpercaya
Saham blue chips umumnya berasal dari perusahaan besar dan mapan yang telah lama berdiri dan memiliki reputasi yang baik. Ciri-ciri utama saham blue chips adalah:
- Kapitalisasi pasar besar: Saham blue chips umumnya memiliki kapitalisasi pasar (market cap) di atas Rp10 triliun.
- Harga saham relatif mahal: Karena nilai perusahaan yang besar, harga saham blue chips biasanya lebih tinggi dibandingkan dengan saham lainnya.
- Kenaikan harga saham stabil: Saham blue chips umumnya memiliki volatilitas yang rendah, sehingga kenaikan harganya cenderung stabil dan tidak terlalu fluktuatif.
- Membagikan dividen: Perusahaan blue chips biasanya memiliki tradisi membagikan dividen kepada investor secara rutin.
Saham blue chips cocok untuk investor yang konservatif dan moderat yang mencari investasi yang stabil dengan potensi keuntungan yang moderat.
Saham Second Layer: Potensi Tinggi, Risiko Tinggi
Saham second layer berasal dari perusahaan yang sedang berkembang dan memiliki potensi pertumbuhan yang tinggi. Ciri-ciri utama saham second layer adalah:
- Kapitalisasi pasar menengah: Saham second layer memiliki kapitalisasi pasar antara Rp1 triliun sampai Rp50 triliun.
- Harga saham lebih murah: Dibandingkan dengan saham blue chips, harga saham second layer umumnya lebih terjangkau.
- Kenaikan harga saham lebih cepat: Saham second layer memiliki volatilitas yang lebih tinggi, sehingga potensinya untuk mengalami kenaikan harga yang signifikan lebih besar.
- Risiko lebih tinggi: Karena sifatnya yang berkembang, saham second layer juga memiliki risiko yang lebih tinggi dibandingkan dengan saham blue chips.
Saham second layer cocok untuk investor yang agresif dan memiliki toleransi tinggi terhadap risiko. Investor ini mengharapkan keuntungan yang lebih besar, namun juga siap menerima potensi kerugian yang lebih tinggi.
Memilih Saham yang Tepat
Keputusan untuk berinvestasi di saham blue chips atau second layer tergantung pada profil risiko dan tujuan investasi masing-masing individu. Investor perlu memahami dengan baik karakteristik kedua jenis saham ini sebelum mengambil keputusan investasi.
Selain itu, penting untuk melakukan riset yang mendalam terhadap perusahaan yang ingin diinvestasikan, baik saham blue chips maupun second layer. Analisis fundamental dan teknikal dapat membantu investor dalam memilih saham yang memiliki prospek yang baik di masa depan.
Tips Berinvestasi Saham:
- Pahami profil risiko Anda. Berapa banyak risiko yang Anda siap terima?
- Tentukan tujuan investasi Anda. Apakah Anda ingin keuntungan jangka pendek atau jangka panjang?
- Lakukan riset yang mendalam. Pelajari perusahaan yang ingin Anda investasikan.
- Diversifikasikan portofolio Anda. Jangan menaruh semua telur Anda dalam satu keranjang.
- Berinvestasilah secara berkala. Tetap disiplin dalam berinvestasi, meskipun dalam jumlah kecil.
- Konsultasikan dengan perencana keuangan. Jika Anda masih ragu, konsultasikan dengan perencana keuangan untuk mendapatkan saran yang sesuai dengan kondisi Anda.
@maulana