VISI.NEWS | CIANJUR – Puluhan anak dari dua desa di Kecamatan Ciranjang, Kabupaten Cianjur mengalami keracunan usai menyantap nasi kotak yang dibagikan saat kegiatan Muludan atau peringatan Maulid, Minggu (6/10/2024).
Awalnya anak-anak dari dua desa, yakni Desa Gunungsari dan Kertajaya Kecamatan Ciranjang mengikuti kegiatan Muludan di madrasah diniyah pada Minggu pagi.
Setelah kegiatan berakhir pada pukul 12.00 WIB, para siswa diberi nasi kotak berisi nasi, dengan lauk pauk berupa olahan daging ayam, mie, tahu, tempe, dan sayuran.
“Awalnya ada acara Muludan di madrasah diniyah, lokasinya di Desa Gunungsari. Pesertanya anak-anak dari dua desa. Setelah kegiatan kemudian dibagi nasi kotak, termasuk anak saya juga dibagi nasi kotak,” ujar Komarudin (35), Minggu (6/10/2024).
Menurut dia, salah satu orang tua yang anaknya turut menerima nasi kotak tersebut, mengungkapkan bahwa anaknya mulai merasakan gejala keracunan setelah memakan nasi kotak pada pukul 12.30 WIB. Namun pada pukul 17.00 WIB, anaknya langsung merasa pusing disertai muntah.
Dia menyebutkan setelah melihat ke tetangga di sekitar rumahnya, ternyata anak-anak lain yang juga mendapatkan dan memakan nasi kotak tersebut mengalami hal serupa.
“Jadi bukan hanya anak saya, tapi anak-anak lain juga ternyata mengalami mual dan muntah. Langsung dibawa ke dokter dan puskesmas oleh Pemdes,” katanya.
Dokter piket Puskesmas Ciranjang dr Bryan Rizaldi, mengatakan total ada 38 orang yang dirawat di puskesmas dengan gejala keracunan.
“Dari 38 orang yang sudah dibawa dan dirawat ke puskesmas, ada sekitar 28 pasien anak-anak dan 10 orang dewasa. Jadi kebanyakan anak-anak. Tapi informasinya masih banyak yang dirawat di aula desa,” jelas Bryan.
“Bahkan tadi ada yang dirujuk ke rumah sakit,” tambahnya.
Dia mengatakan rata-rata pasien mengalami keracunan akibat mengkonsumsi olahan daging ayam. “Diduga penyebab dari makanan, kebanyakan yang keracunan karena memakan olahan ayam,” katanya.
Menurutnya untuk memastikan penyebab keracunan massal, pihaknya sudah mengambil sampel makanan dan muntahan dari pasien.
“Untuk sampel makanan dan muntahan sudah diamankan. Tadi dari Dinkes juga turun ke lapangan. Kita akan uji laboratorium sampel tersebut untuk memastikan penyebab keracunan massal,” pungkasnya. @desi