Search
Close this search box.

Secercah Harapan Pemulangan Wildan Rohdiawan dari Myanmar

Iis Rohayati (61) dan putranya yang diduga korban traficking Wildan Rohdiawan (37) - foto wajah di blur atas permintaan keluarga. /visi.news/m purnama alam

Bagikan :

VISI.NEWS | BANDUNG – Harapan untuk memulangkan Wildan Rohdiawan, warga Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat, yang menjadi korban tindak pidana perdagangan orang (TPPO) di Myanmar, semakin menguat. Wildan sebelumnya dijanjikan pekerjaan di Korea Selatan, tetapi justru diselundupkan ke Myanmar dan dipaksa bekerja sebagai penipu online.

Wildan berangkat ke Thailand pada November 2022 setelah menyelesaikan kursus bahasa Korea di Sukabumi. Ia diberitahu bahwa akan bekerja di anak perusahaan Korea yang berbasis di Thailand. Namun, setelah tiba di Thailand, ia justru dipaksa naik kapal dan dikawal oleh orang bersenjata menuju Myanmar.

Di Myanmar, Wildan diperlakukan secara tidak manusiawi. Ia diharuskan bekerja selama 20 jam sehari tanpa istirahat yang cukup dan makanan yang layak. Selain itu, ia juga mengalami penyiksaan, termasuk pemukulan, penjemuran di bawah terik matahari, serta penyetruman. Keinginannya untuk berhenti bekerja dan pulang ke Indonesia dihadapkan pada tuntutan uang tebusan sebesar Rp 150 juta.

Pada Juni 2023, Wildan berhasil menghubungi keluarganya dan meminta bantuan untuk dipulangkan. Pihak keluarga pun berupaya mencari pertolongan dari pemerintah dan lembaga terkait. Namun, hingga saat ini, proses evakuasi Wildan masih menghadapi berbagai kendala.

Salah satu hambatan terbesar adalah lokasi Wildan yang berada di Myawaddy, daerah konflik bersenjata antara militer Myanmar dan kelompok pemberontak. Situasi ini membuat otoritas Myanmar kesulitan untuk masuk ke wilayah tersebut, sementara jaringan komunikasi juga sangat terbatas.

Yulia Rosiana (34), adik Wildan, mengungkapkan keheranannya mengapa negara lain bisa dengan cepat mengevakuasi warganya dari Myanmar, sementara Indonesia masih mengalami kendala. Ia berharap pemerintah segera bertindak agar kakaknya bisa kembali ke tanah air setelah lebih dari setahun menderita di sana.

Baca Juga :  Jadwal SIM Keliling Kota Cimahi Hari Ini, Kamis 8 Mei 2025

Saat ini, tim terpadu dari Kementerian Luar Negeri (Kemlu), KBRI Bangkok, dan KBRI Yangon sedang berupaya memulangkan 554 WNI yang menjadi korban TPPO di Myawaddy. Tim ini tengah berada di Maesot, kota perbatasan Thailand-Myanmar, untuk berkoordinasi dengan otoritas setempat guna memperlancar proses repatriasi.

Duta Besar RI untuk Thailand, Rachmat Budiman, bersama Direktur Pelindungan WNI Kemlu, Judha Nugraha, baru-baru ini bertemu dengan Gubernur Provinsi Tak, Chucheep Phongchai, dan pihak terkait untuk membahas kelancaran pelintasan WNI dari Myawaddy ke Maesot. Mengingat kondisi keamanan di jalur darat Myawaddy-Yangon tidak memungkinkan, Thailand akan menjadi transit repatriasi sebelum WNI diterbangkan ke Jakarta.

Otoritas Thailand telah menyatakan kesiapan mereka untuk memfasilitasi pelintasan para WNI dan memastikan pengawalan mereka hingga ke Bangkok. Selain itu, mereka juga akan menjalankan proses National Referral Mechanism untuk mengidentifikasi para korban TPPO serta melakukan pemeriksaan kesehatan dan keimigrasian.

Sebanyak 554 WNI, dijadwalkan tiba secara bertahap di Bandara Soekarno-Hatta pada 18 dan 19 Maret 2025. Sesampainya di Indonesia, mereka akan menjalani proses wawancara, rehabilitasi, dan reintegrasi. Pemerintah melalui Kemenko Polhukam dan Kemenko PMK akan mengoordinasikan kepulangan mereka ke daerah asal masing-masing.

@uli

Baca Berita Menarik Lainnya :