VISI.NEWS – Sejumlah wilayah Indonesia kini tengah mengalami peningkatan kasus Covid-19. Hal ini tentu tak lepas dari adanya varian Delta atau B.1.617.2 yang berasal dari India.
Diketahui kini varian ini telah memasuki dan menyebar ke sejumlah wilayah di Indonesia. Varian ini diketahui menjadi penyebab lonjakan kasus Covid-19 di sejumlah daerah di Indonesia, seperti Kudus, Jawa Tengah, dan DKI Jakarta.
Lantas, apa yang menjadi penyebab varian ini dianggap membahayakan?
Lebih cepat menyebar, lebih menular, dan menyebabkan gejala yang lebih parah
Virus yang beredar bebas seperti virus corona dan virus influenza, yang mengkodekan instruksi genetiknya menggunakan molekul RNA, sering bermutasi dan secara acak karena kesalahan penyalinan yang terjadi saat mereka bereplikasi di sel inang manusia.
Mutasi yang acak tersebut dapat memungkinkan terjadinya beberapa hal. Seperti memungkinkan virus untuk menghindari antibodi dan meningkatkan kemampuan virus untuk menginfeksi sel.
Mengutip Tribunsolo.com dari National Geographics, Markus Hoffmann, ahli biologi penyakit menular di Leibniz Institute for Primate Research di Jerman mengatakan, varian Delta ini adalah kumpulan mutasi yang terakumulasi oleh varian dalam protein lonjakan yang menutupi SARS-CoV-2 dan memberi virus penampilan seperti mahkota.
Mutasi ini telah mengubah lonjakan. Akibatnya, beberapa antibodi yang ada mungkin tidak dapat mengikat virus sekencang mungkin.
Hoffman telah menunjukkan bahwa Delta dan varian Kappa menghindari antibodi yang terbentuk melalui vaksinasi maupun dari infeksi yang sebelumnya.
Varian Delta memiliki mutasi pada protein lonjakan yang mengubah cara berinteraksi dengan protein reseptor ACE2, yang ditemukan di permukaan paru-paru dan sel manusia lainnya dan merupakan tempat masuk untuk menyerang sel.
Mutasi juga memberi virus kelebihan dalam bentuk kekuatan dan kemampuan bereproduksi yang lebih.
Varian Delta membawa mutasi pada posisi 681 protein lonjakan, memudahkan SARS-CoV-2 untuk menyerang sel inang dan menyebar.
Hal ini menyebabkan varian Delta dengan cepat menyebar di seluruh dunia.
Sebuah penelitian baru-baru ini menunjukkan varian Delta memungkinkan virus untuk lolos dari antibodi penawar yang lemah.
Ravindra Gupta, seorang profesor mikrobiologi klinis di University of Cambridge, menunjukkan sebuah hasil penelitian yang tidak dipublikasikan ke dalam jurnal bahwa varian ini dapat memiliki potensi yang lebih besar untuk menyebabkan penyakit.
Data dari India dan Inggris menunjukkan bahwa varian Delta telah muncul sebagai varian dominan di negara tersebut dalam kurun waktu empat hingga enam minggu.
Itu menunjukkan varian Delta lebih mudah menyebar dan menular daripada varian sebelumnya. Selain itu, juga ada sebuah bukti yang menunjukkan bahwa varian Delta juga dapat menyebabkan gejala yang lebih parah.
Misalnya, di Skotlandia, varian Delta menyebabkan fasilitas kesehatan menerima pasien yang harus di rawat di rumah sakit dua kali lebih banyak daripada varian Alpha.
Padahal, varian Alpha sendiri telah menyebabkan gejala yang lebih parah daripada SARS-CoV-2 asli yang pertama kali muncul di dunia.
Selain itu, di India, varian ini juga menyebakan fasilitas kesehatan kewalahan dan lumpuh.
“Kombinasi dari tingkat penularan yang tinggi, tingkat keparahan yang tinggi, dan lolos dari vaksin membuat Delta menjadi varian yang sangat, sangat berbahaya,” kata Deepti Gurdasani, ahli epidemiologi klinis di Queen Mary University of London.
Begitu varian Delta memasuki suatu negara, varian tersebut akan menyebar dengan cepat.
“Ini akan sangat sulit untuk dikendalikan, dan kemungkinan besar akan menjadi varian dominan dalam hitungan minggu. Itu bisa mengubah lintasan pandemi global.”
Vaksin tidak terlalu efektif melawan varian Delta
Meskipun vaksin masih efektif menghindarkan pasien dari gejala yang parah yang disebabkan oleh varian Alfa dan Beta, vaksin tersebut ternyata menawarkan perlindungan yang lebih kecil terhadap varian Delta.
Orang yang divaksinasi dengan satu atau dua dosis vaksin Pfizer, menghasilkan tingkat antibodi yang lebih rendah untuk mampu melawan varian Delta dibandingkan saat vaksin tersebut menghasilkan antibodi untuk melawan varian Alfa dan Beta.
Contohnya di Inggris, 31 persen dari semua pasien varian Delta yang membutuhkan perawatan darurat telah menerima setidaknya satu dosis vaksin. @fen