Search
Close this search box.

Sempat Mogok Produksi, Pengrajin Tahu dan Tempe Rugi Besar

Ayi Kurnia, saat memproduksi tempe di kawasan Andir, Desa Pakutandang, Kecamatan Ciparay, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Minggu (3/1/2021) siang./visi.news/yusup supriatna

Bagikan :

VISI.NEWS – Produksi tahu dan tempe sempat mengalami mogok terhitung sejak 1 Januari sampai saat ini, Minggu 3 Januari 2021. Imbasnya, para pengrajin tahu dan tempe mengalami kerugian yang tidak sedikit.

Hal tersebut disampaikan H. Ayi Kurnia (50), selaku pengrajin tahu dan tempe, warga Kampung Andir RT. 01/RW. 06, Desa Pakutandang, Kecamatan Ciparay, Kabupaten Bandung. Perihal mogok produksi, Ayi mengungkapkan, ada instruksi dari Dewan Koperasi Indonesia untuk melakukan mogok produksi tahu dan tempe selama empat hari.

“Jelas kami dari pengrajin tempe kecil harus mengikuti instruksi dari Dekopinda (Dewan Koperasi Indonesia Daerah) Jakarta Pusat. Padahal secara logika, dengan kondisi harga kacang kedelai yang melambung, yaitu dari Rp. 6.800/kg ke Rp. 9.000/kg, kami sebagai pengrajin tempe tinggal merubah takaran atau menaikkan harga jual,” kata Ayi kepada VISI.NEWS di lokasi pembuatan tahu dan tempe di Kampung Andir, Desa Pakutandang, Kecamatan Ciparay, Minggu (3/1/2021).

Tambah Ayi, instruksi mogok produksi tahu dan tempe itu dimulai dari tanggal 1 sampai 4 Januari. Dengan kata lain, selama empat hari tidak ada produksi.

Untuk kembali berjualan, jelasnya, akan dilaksanakan besok, yaitu Senin 4 Januari 2021. Hal ini dikarenakan untuk proses produksi tempe memakan waktu dua sampai tiga hari, sedangkan untuk produksi tahu hanya membutuhkan waktu satu hari saja.

Ayi berharap, Pemerintah dan Dekopinda memberikan perhatian kepada pengrajin tahu dan tempe perihal ketersediaan dan kestabilan harga bahan baku, sehingga hal serupa tidak terjadi lagi.

“Yang jelas kami membutuhkan perhatian dari Pemerintah, khususnya kepada para pengurus Koperasi produsen pengrajin tahu tempe agar dalam mengambil sikap tidak merugikan para pengrajin tahu dan tempe. Sebab dengan berhentinya produksi selama empat hari, kami sangat dirugikan. Terutama bagi pengrajin tahu tempe yang menghabiskan bahan baku ton-tonan, sedangkan kami hanya menghabiskan di bawah 50 kg per hari,” pungkasnya. @yus

Baca Berita Menarik Lainnya :