VISI.NEWS | JAKARTA – Debat keempat cawapres 2024 telah usai digelar pada Minggu (21/1/2024) malam di Jakarta Convention Center (JCC). Ketiga cawapres, yaitu Muhaimin Iskandar, Gibran Rakabuming Raka, dan Mahfud MD, beradu gagasan dan argumentasi terkait tema pembangunan berkelanjutan, sumber daya alam, lingkungan hidup, energi, pangan, agraria, masyarakat adat dan desa.
Debat yang berlangsung selama dua jam ini menampilkan berbagai gaya dan karakter dari para cawapres. Muhaimin Iskandar atau Cak Imin tampil kritis dan tegas dalam menyampaikan visi misi dan program kerja pasangan Anies Baswedan. Ia menyoroti berbagai masalah yang dihadapi petani, masyarakat adat, dan lingkungan hidup akibat kebijakan pemerintah saat ini. Ia juga menawarkan solusi berupa reformasi agraria, dana desa, dan etika lingkungan.
Gibran Rakabuming Raka mewakili pasangan Prabowo Subianto tampil inovatif dan futuristik dalam menyampaikan gagasan-gagasannya. Ia mengusung konsep hilirisasi, transisi energi hijau, dan smart farming sebagai strategi untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat dan menjaga kelestarian alam. Ia juga menekankan pentingnya kerja sama pentahelix dan keterlibatan generasi muda dalam pembangunan berkelanjutan.
Mahfud MD yang mewakili pasangan Ganjar Pranowo tampil luas dan mendalam dalam menyampaikan pengetahuannya tentang hukum dan konstitusi. Ia menyoroti bahwa masalah utama yang dibahas dalam debat adalah tumpulnya pedang hukum yang tidak mampu menegakkan keadilan dan perlindungan bagi rakyat. Ia juga menawarkan solusi berupa penguatan lembaga hukum, penegakan supremasi konstitusi, dan perlindungan hak asasi manusia.
Lalu, siapa yang unggul dalam debat keempat cawapres 2024 ini? Berdasarkan beberapa hasil survei terbaru yang dilakukan sebelum debat, pasangan Prabowo-Gibran masih memimpin elektabilitas dengan persentase sekitar 46-47%. Pasangan Anies-Cak Imin berada di posisi kedua dengan persentase sekitar 26-27%, dan pasangan Ganjar-Mahfud berada di posisi ketiga dengan persentase sekitar 20-21%.
Namun, hasil survei tersebut belum mencerminkan dampak dari debat keempat cawapres 2024. Untuk mengetahui siapa yang unggul dalam debat, kita perlu melihat respons dan tanggapan dari publik, media, dan analis politik. Berdasarkan rangkuman dari berbagai sumber, berikut ini adalah beberapa kriteria yang bisa digunakan untuk menilai kinerja para cawapres dalam debat:
Substansi: seberapa kuat dan konsisten gagasan dan argumentasi yang disampaikan oleh para cawapres dalam menjawab pertanyaan dan menanggapi lawan bicara.
Penyampaian: seberapa jelas dan menarik cara berkomunikasi para cawapres dalam menyampaikan gagasan dan argumentasi mereka, termasuk penggunaan bahasa, intonasi, ekspresi, dan gestur tubuh.
Data dan fakta: seberapa akurat dan relevan data dan fakta yang digunakan oleh para cawapres untuk mendukung gagasan dan argumentasi mereka, termasuk sumber dan validitasnya.
Kesalahan: seberapa sering dan seberapa fatal kesalahan yang dilakukan oleh para cawapres dalam menyampaikan gagasan dan argumentasi mereka, termasuk kesalahan data, fakta, istilah, logika, dan etika.
Respons: seberapa positif dan seberapa besar respons yang diberikan oleh publik, media, dan analis politik terhadap penampilan para cawapres dalam debat, termasuk komentar, meme, analisis, dan survei.
Dengan menggunakan kriteria-kriteria tersebut, kita bisa melakukan analisis komparatif terhadap penampilan para cawapres dalam debat. Namun, kita juga harus mengakui bahwa penilaian terhadap debat tidak bisa sepenuhnya objektif dan rasional, karena ada faktor-faktor subjektif dan emosional yang mempengaruhi persepsi dan preferensi kita. Oleh sebab itu, kita perlu bersikap kritis dan terbuka dalam menilai debat, dan tidak mudah terpengaruh oleh opini atau propaganda yang tidak berdasar.
@m. purnama alam