SKETSA | Into the Wild

Silahkan bagikan

Oleh Syakieb Sungkar

MUNGKIN sebagian diri saya ada pada Christopher McCandless, seorang muda yang lulus Emory University, Atlanta, dengan nilai A pada semua mata kuliahnya. Namun saya bukan mahasiswa yang terlalu suka kuliah, 5 tahun kuliah itu terlalu panjang, harusnya cukup dipangkas menjadi 3 tahun saja. Karena kuliah memang buang-buang waktu. Dan nilai kuliah saya tidak seperti Christopher, lebih banyak nilai B ketimbang A. Harusnya ia melanjutkan ke Harvard Law School, tabungannya masih US$ 24.000. Tetapi ia sumbangkan semuanya ke Oxfam, sebuah badan sosial yang menolong orang kelaparan. Kartu mahasiswa dan kartu kreditnya digunting, transkrip nilai dikirimkan ke ibunya, kemudian ia menjadi backpaker ke Alaska. Tanpa uang di kantong.

Gambar 1 – Arah Perjalanan Christopher McCandless ke Alaska (sumber: boyprintable).

Wisuda yang seharusnya menggembirakan bagi banyak lulusan, disambut dengan getir oleh Chris. Ketika namanya dipanggil, ia meloncat ke panggung, mengambil ijazahnya dan buru-buru kabur. Agar orang tuanya tidak sempat mengabadikan peristiwa itu. Ia kecewa dengan masyarakat modern setelah mengetahui dirinya dan Carine, adik perempuannya, lahir di luar nikah. Kemudian ia memulai perjalanan lintas negara dengan Datsun 210-nya untuk mengalami kehidupan di alam liar. Chris tidak memberi tahu orang tuanya dan Carine apa yang akan dilakukannya atau ke mana ia mengembara, juga tidak menghubungi mereka setelah kepergiannya. Hal ini menyebabkan orang tuanya menjadi cemas.

Gambar 2 – Christopher McCandless (sumber: mangiaviviviaggia).

Di Danau Mead, cekungan air yang dibentuk oleh bendungan Hoover atas sungai Colorado, mobil Chris terjebak dalam banjir bandang. Terlihat ia tidak sedih atau menyesal, dengan santai Datsun itu ditinggalkannya, dan mulai menumpang. Ia mengganti namanya menjadi Alexander Supertramp agar tidak bisa dicari oleh orang tuanya. Menurutnya, nama barunya itu lebih keren dari namanya yang sebenarnya. Di California Utara, Chris bertemu pasangan hippie Jan dan Rainey. Rainey mengatakan kepadanya bahwa hubungannya dengan Jan sedang mendingin, yang kemudian Chris membantu untuk menghidupkannya kembali.

Pada bulan September, Chris tiba di Carthage, South Dakota, dan bekerja menjadi buruh pemetik hasil panen pada sebuah perusahaan milik Wayne Westerberg. Ia pergi setelah Westerberg ditangkap karena pembajakan satelit. Chris menyusuri sungai Colorado dengan perahu kayak, meskipun telah diberitahu oleh penjaga taman bahwa tidak boleh melakukannya tanpa ijin. Tetapi ia mengabaikan peringatan mereka dan pergi ke hilir Meksiko. Kayaknya hilang dalam badai debu, dan ia menyeberang kembali ke Amerika Serikat dengan berjalan kaki. Tidak dapat mencari tumpangan, ia melompat ke kereta barang menuju Los Angeles. Namun, tidak lama setelah tiba, ia mulai merasa “dirusak” oleh peradaban modern dan pergi lagi. Chris terpaksa melanjutkan menumpang kereta api kembali secara gelap, namun polsus kereta menangkap dan memukulinya.

Baca Juga :  Bisakah Jokowi Menjadi King Maker pada Pilpres 2024?
Gambar 3 – Poster Film “Into the Wild” (sumber: themoviedb).

Pada bulan Desember 1991, Chris tiba di Slab City, Imperial Valley, kemudian bertemu Jan dan Rainey lagi. Ia juga bertemu Tracy Tatro, seorang gadis remaja yang menunjukkan minat padanya, tapi ia menolaknya karena Tracy masih di bawah umur. Setelah cukup bercengkrama dengan Tracy (tanpa hubungan sex), Chris terus menuju Alaska. Satu bulan kemudian, ia berkemah di dekat Salton City. Di sana Chris bertemu Ron Franz, seorang pensiunan duda yang kehilangan keluarganya dalam kecelakaan mobil saat bertugas di Angkatan Darat Amerika Serikat. Ron menjalani kehidupan yang sepi di sebuah bengkel sebagai pengrajin kulit. Ia mengajari Chris cara mengukir kulit untuk menghasilkan ikat pinggang. Gesper buatan Chris itu diukir dengan nama-nama tempat perjalanan yang ia sudah lalui.

Setelah dua bulan bersama Ron, Chris memutuskan untuk pergi ke Alaska. Ron yang sudah terlanjur sayang, memberi Chris peralatan berkemah bekas pakai, bersama dengan tawaran untuk mengadopsinya sebagai cucu. Chris menolak secara halus dengan mengatakan kepadanya bahwa mereka akan mendiskusikannya setelah kembali dari Alaska. Pada April 1992, Chris tiba di daerah terpencil bernama Healy, tepat di Utara Taman Nasional dan Cagar Alam Denali di Alaska. Memperhatikan ketidaksiapan Chris menantang alam, sopir yang mengantarnya memberinya sepatu karet. Chris mendirikan kemah di bus kota rusak yang telah ditinggalkan, yang disebutnya sebagai “Bus Ajaib”. Ia puas dengan keterasingan, keindahan alam, dan sensasi hidup jauh dari tempat kelahirannya. Ia berburu dengan senapan kaliber 22, membaca buku, dan membuat catatan harian saat mempersiapkan kehidupan barunya di alam liar.

Empat bulan kemudian, di bus ajaib itu, kehidupan Chris menjadi lebih sulit, dan ia membuat beberapa keputusan yang buruk. Mencoba untuk hidup dari alam, ia memburu rusa besar dengan senapannya, tetapi tidak bisa mengawetkan hewan yang mengakibatkan dagingnya rusak dalam beberapa hari karena dimakan belatung. Saat persediaan makanan berkurang, ia menyadari bahwa alam bisa menjadi keras. Chris menyimpulkan bahwa kebahagiaan sejati hanya dapat ditemukan ketika dibagikan dengan orang lain, dan ia berusaha untuk kembali dari alam liar untuk bergabung lagi dengan teman dan keluarganya. Namun, ia mendapatkan bahwa sungai yang ia lewati selama musim dingin menjadi lebar, dalam, dan ganas karena es mencair, sehingga ia tidak dapat menyeberang. Ia dikalahkan alam dan kembali ke bus rusak.

Baca Juga :  Ada Enam Propemperda Di Tahun 2023, Apa Saja ?

Dalam tindakan putus asa, Chris mengumpulkan dan memakan akar serta tanaman. Ia tidak dapat membedakan mana tumbuhan yang bisa dimakan dan yang beracun, karena belum pernah menjadi Pramuka. Tumbuhan beracun yang dimakannya telah membuatnya sekarat. Namun ia terus mendokumentasikan proses yang terjadi pada dirinya, dan membayangkan bagaimana jadinya jika ia kembali ke keluarganya. Ia menulis surat perpisahan kepada dunia dan merangkak ke dalam kantong tidurnya untuk mati. Dua minggu kemudian, pemburu rusa menemukan tubuhnya. Carine datang untuk mengurus mayat Chris dan tak lama setelah itu, kembali ke Virginia dengan abu jenazah kakaknya di ranselnya.

“Into the Wild” (masuk ke alam liar) adalah sebuah film drama biografi petualangan tahun 2007, yang ditulis, diproduksi dan disutradarai oleh Sean Penn. Cerita ini adalah adaptasi dari buku non-fiksi tahun 1996 dengan judul yang sama, ditulis oleh Jon Krakauer. Jon menceritakan kisah Christopher McCandless (‘Alexander Supertramp’), seorang pria yang berkelana ke hutan belantara Alaska pada awal 1990-an. Film ini dibintangi oleh Emile Hirsch sebagai Chris, Marcia Gay Harden sebagai ibunya, William Hurt sebagai ayahnya, Jena Malone sebagai Carine, Catherine Keener sebagai Rainey, Brian Dierker sebagai Jan, Vince Vaughn sebagai Wayne Westerberg, Kristen Stewart sebagai Tracy, dan Hal Holbrook sebagai Ron.

Film tersebut ditayangkan perdana pada Rome Film Festival 2007 dan diputar di Alaska pada 21 September 2007. “Into the Wild” menerima pujian kritis dan meraup $ 56 juta di seluruh dunia. Film itu dinominasikan untuk dua Golden Globes dan memenangkan penghargaan untuk Lagu Asli Terbaik yang diciptakan oleh Eddie Vedder. “Into the Wild” juga dinominasikan untuk dua Academy Awards: Penyuntingan Terbaik dan Aktor Pendukung Terbaik untuk Holbrook. Memang Hal Holbrook bermain sangat bagus dan menjiwai karakter seorang tua kesepian yang senang berteman dengan Chris. Kristen Stewart juga bermain bagus, sebagai gadis sexy yang ingin dijamah, namun Chris sangat mengecewakan penonton karena tidak mau menyentuh penawaran ranjang dari Tracy. Emile Hirsch sendiri sudah bekerja keras menurunkan berat badan sehingga kita dapat melihat bagaimana Chris perlahan-lahan tubuhnya tinggal tulang karena tidak cukup makan di hutan.

Baca Juga :  Dadang Supriatna - Sahrul Gunawan Resmi Jadi Bupati/Wakil Bupati Bandung Terpilih

Ada suatu fase dalam hidup saya yang ingin seperti Chris: menolak materi, ingin kembali ke alam, benci dengan kota besar dan kehidupan modern. Saya juga punya teman yang mirip-mirip, ayahnya seorang dokter, tidak kekurangan uang, malah disekolahkan orang tuanya ke Oregon, Amerika. Namun ya begitu, setelah lulus maunya hanya jalan-jalan ke hutan, memakai jeans belel, ransel, sepatu hiking, menulis puisi dan bermain harmonika. Romantis. Kemudian ia menjadi wartawan Tempo sampai awal 2000an, terus saya tidak tahu lagi kabarnya. Saya dan teman tadi tidak berlatar belakang seperti Chris yang mempunyai keluarga broken home, sehingga kami cepat menjadi realistis menghadapi hidup: menikah, punya anak, dan pada akhirnya harus bekerja untuk membeli susu dan popok bayi. Alam, seperti yang ditunjukkan film itu, bisa ramah dan bisa juga kejam. Manusia pada akhirnya harus menundukkannya, agar dapat berumur panjang, dan tidak cepat mati seperti Chris. Namun tetap saja, semesta tidak boleh dirusak, tanpa kelestarian alam manusia pada akhirnya akan menderita, karena alam akan membalas dalam bentuk bencana lingkungan.***

M Purnama Alam

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.

Next Post

MU Berangus Brenford 3-0 Ronaldo Cetak Gol Lagi

Sel Mei 3 , 2022
Silahkan bagikanVISI.NEWS/MANCHESTER– Manchester United tampil sempurna dengan mengemas tiga poin, setelah berangus Brenford 3-0, pada lanjutan Liga Inggris pekan ke-36 yang berlangsung, Selasa (3/5/2022) dini hari WIB. Namun dari kemenangan ini, Manchester United tidak beranjak dari klasemen sementara, tetap berada di posisi 6 dengan mengemas 58 poin dan menyisakan dua […]