VISI.NEWS — Kasus Covid-19 di Jawa Tengah terus mengalami peningkatan. Usulan Asrama Haji Donohudan sebagai pusat isolasi pasien Covid-19 pun mengemuka. Ide tersebut diutarakan oleh Wali Kota Solo FX. Hadi Rudyatmo.
Ada beberapa pertimbangan mengapa asrama yang biasanya digunakan oleh jemaah haji di Jawa Tengah itu diajukan menjadi pusat isolasi pasien Covid-19.
Isolasi di rumah berisiko munculkan klaster keluarga
Pengajuan tersebut dikaitkan dengan tak efektifnya melakukan isolasi mandiri di rumah bagi pasien Covid-19.
Rudy, sapaan akrab Wali Kota Solo mengatakan, isolasi mandiri tak bisa memutus mata rantai persebaran Covid-19.
Justru risiko munculnya klaster keluarga berpotensi terjadi.
“Ini sebetulnya yang bisa menjadi bahan pertimbangan Pak Gubernur, Asrama Haji Donohudan dijadikan dulu sebagai tempat isolasi massal pasien Covid-19,” kata Rudy
Bisa tampung pasien Covid-19 di eks Karisidenan Surakarta
Asrama Haji Donohudan juga bisa digunakan untuk menampung pasien Covid-19 di eks Karisidenan Surakarta.
Pasien Covid-19 dari kabupaten di sekitar Solo seperti Boyolali, Karanganyar, Klaten, Sukoharjo, Sragen dan Wonogiri juga bisa tertampung.
Sebab, Asrama Haji Donohudan memiliki kapasitas ribuan tempat tidur.
“Minimal bisa untuk eks Karisidenan Surakarta. Satu kota, enam kabupaten bisa diisolasi di sana,” kata Rudy.
Menanggapi usulan tersebut, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mempersilakan Asrama Haji Donohudan yang merupakan aset Pemprov Jawa Tengah digunakan.”Donohudan itu memang kita siapin kok, oke saja kalau mau dipakai. Hotel ada. Donohudan juga ada,” kata Ganjar, Rabu (2/12/2020).
Bahkan Gubernur mempersilakan pasien Covid-19 segera menempati asrama tersebut jika memang diperlukan. “Umpama Solo mau pakai, masuk nanti sore. Enggak usah lama-lama,” tutur Ganjar.
Gubernur memang mendorong kabupaten dan kota di wilayahnya memiliki sebuah tempat isolasi terpusat.
“Kan memang lebih baik terpusat, daripada isolasi di rumah. Soalnya isolasi di rumah kalau tidak memenuhi syarat, justru menjadi klaster rumah tangga. Dan sekarang, klaster rumah tangga itu menjadi klaster tertinggi di Jateng,” jelas Ganjar. @Hzul