Search
Close this search box.

Soal Wacana Optimalisasi Bandara Kertajati, Mori Hanafi: Perlu Perencanaan Matang

Anggota Komisi V DPR RI, Mori Hanafi./visi.news/sindikat post.

Bagikan :

VISI.NEWS | JAKARTA – Anggota Komisi V DPR RI, Mori Hanafi, memberikan peringatan kepada Menteri Perhubungan terkait rencana pemerintah untuk mengoptimalkan fungsi Bandara Kertajati, Majalengka.

Dalam rapat kerja Komisi V DPR RI dengan Menteri Perhubungan, Selasa (18/11/2025), ia menegaskan pentingnya perencanaan yang matang agar anggaran negara tidak terbebani oleh bandara-bandara yang beroperasi di bawah kapasitas.

Dalam pemaparannya, Mori mencontohkan beberapa bandara yang sukses setelah dilakukan pemindahan atau pembangunan baru, seperti Bandara Polonia Medan yang digantikan oleh Kualanamu International Airport, serta Bandara Selaparang di Lombok yang dipindahkan ke Lombok International Airport.

“Kedua bandara tersebut berhasil karena tidak memiliki bandara alternatif yang terlalu dekat sehingga seluruh pergerakan penerbangan otomatis terpusat,” kata Mori.

Namun, kondisi tersebut berbeda dengan Bandara Kertajati. Mori menilai masyarakat Bandung lebih memilih tetap terbang melalui Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, yang menawarkan frekuensi penerbangan jauh lebih tinggi.

“Orang dari Bandung Bapak mau dorong ke Kertajati. Dia enggak mau, Pak. Dia akan ke Soekarno-Hatta,” ujarnya.

Ia menambahkan bahwa banyak bandara di Indonesia yang saat ini sepi atau bahkan tidak beroperasi optimal akibat salah perencanaan.

Jika intervensi dilakukan tanpa kajian mendalam—misalnya memaksa maskapai membuka rute dari Kertajati—hal itu justru berpotensi menambah beban anggaran.

“Kalau cuma satu kali penerbangan ke Surabaya atau Palembang, orang akan berpikir lebih baik ke Soekarno-Hatta. Di sana penerbangan hampir setiap jam,” tegasnya.

Mori meminta Menhub dan jajaran Kementerian Perhubungan untuk mempertimbangkan kembali rencana intervensi terhadap Bandara Kertajati, kecuali jika dilakukan tanpa mengandalkan APBN.

“Saya minta Pak Menteri berpikir berulang-ulang untuk melakukan intervensi, kecuali tidak menggunakan APBN,” ujarnya.

Pernyataan Mori menegaskan kembali pentingnya efisiensi dan ketepatan strategi dalam pengembangan infrastruktur transportasi udara agar tidak menambah daftar bandara yang tidak produktif serta mengurangi beban biaya negara.

Baca Juga :  Rudianto Lallo Dorong Reformasi Polri yang Substantif, Jangan Jadi Alat Kekuasaan

“Belajar dari masa lalu, perencanaan ini harus matang,” tutupnya. @givary

Baca Berita Menarik Lainnya :