VISI.NEWS | BANDUNG – Dalam persaingan pasar kerja yang semakin ketat, para fresh graduate tidak hanya dituntut memiliki hard skill atau kemampuan teknis yang sesuai dengan bidang studi mereka, tetapi juga soft skill atau keterampilan interpersonal yang memungkinkan mereka berinteraksi dan berkontribusi secara efektif di lingkungan kerja. Soft skill mencakup hal-hal seperti komunikasi, kerjasama, inisiatif, tanggung jawab, kreativitas, dan kepemimpinan.
Menurut Jen Morris, seorang ahli dari Wikijob, soft skill sangat penting bagi para fresh graduate karena menunjukkan potensi masa depan mereka kepada para pemberi kerja. “Anda mungkin memiliki tingkat pengetahuan yang tinggi, tetapi jika Anda tidak dapat berkolaborasi, tumbuh, dan beradaptasi, Anda memiliki nilai yang terbatas bagi sebuah organisasi. Itulah mengapa soft skill menjadi fokus utama dalam rekrutmen. Mereka memberikan jaminan kepada pemberi kerja bahwa Anda adalah investasi jangka panjang yang baik, akan berintegrasi dengan baik dalam perusahaan, dan akan memberikan kontribusi yang berharga di luar kemampuan teknis.”
Salah satu soft skill yang paling dicari oleh pemberi kerja adalah kemampuan berkomunikasi. Komunikasi yang baik tidak hanya melibatkan cara menyampaikan pesan, tetapi juga cara mendengarkan, memberikan umpan balik, dan menyesuaikan gaya bahasa sesuai dengan situasi dan audiens. Komunikasi yang baik juga berarti dapat menyajikan informasi yang kompleks secara jelas dan meyakinkan, baik secara lisan maupun tertulis.
Lynn Bassett, Direktur SDM dari Nike, mengatakan bahwa komunikasi adalah kunci untuk menciptakan lingkungan kerja yang produktif dan sehat. “Komunikasi yang baik dapat meningkatkan kerjasama, kepercayaan, dan kinerja tim. Sebaliknya, komunikasi yang buruk dapat menimbulkan konflik, kesalahpahaman, dan stres. Oleh karena itu, kami selalu mencari kandidat yang dapat berkomunikasi dengan efektif dan profesional dengan berbagai pihak, baik internal maupun eksternal.”
Selain komunikasi, soft skill lain yang tidak kalah penting adalah kemampuan memecahkan masalah. Dalam dunia kerja yang penuh dengan tantangan dan perubahan, para fresh graduate harus mampu menemukan solusi yang efektif dan inovatif untuk berbagai situasi. Kemampuan memecahkan masalah juga mencerminkan kemampuan berpikir kritis, analitis, dan logis.
Joshua Crofts, seorang lulusan dari Universitas St Andrews, mengaku bahwa kemampuan memecahkan masalah sangat membantunya dalam karirnya sebagai konsultan bisnis. “Saya sering ditugaskan untuk menangani proyek-proyek yang kompleks dan berisiko tinggi, yang membutuhkan saya untuk menganalisis data, mengidentifikasi masalah, dan merancang solusi yang sesuai dengan kebutuhan klien. Kemampuan memecahkan masalah yang saya kembangkan selama kuliah sangat berguna dalam hal ini, karena saya dapat mengaplikasikan teori-teori yang saya pelajari ke dalam praktik.”
Kemampuan memecahkan masalah juga berkaitan erat dengan kreativitas, yaitu kemampuan untuk menghasilkan ide-ide baru dan orisinal yang dapat memberikan nilai tambah bagi organisasi. Kreativitas tidak hanya dibutuhkan oleh mereka yang bekerja di bidang seni atau desain, tetapi juga oleh mereka yang bekerja di bidang lain, seperti teknologi, bisnis, atau pendidikan.
Rizky Pratama, seorang fresh graduate yang bekerja sebagai pengembang aplikasi, mengatakan bahwa kreativitas adalah salah satu faktor yang membedakan dirinya dari kompetitor. “Saat ini, ada banyak aplikasi yang menawarkan layanan yang serupa, sehingga saya harus berpikir kreatif untuk membuat aplikasi saya menarik dan unik. Saya harus mencari inspirasi dari berbagai sumber, bereksperimen dengan berbagai fitur, dan menguji respons pengguna. Kreativitas juga membantu saya untuk menyelesaikan masalah yang muncul saat mengembangkan aplikasi, seperti bug, error, atau kompatibilitas.”
Soft skill lain yang sangat dibutuhkan oleh para fresh graduate adalah kemampuan bekerja sama dalam tim. Kerjasama tim adalah proses di mana sekelompok orang bekerja bersama untuk mencapai tujuan bersama. Kerjasama tim membutuhkan keterampilan seperti komunikasi, koordinasi, adaptasi, dan konflik manajemen.
Nadia Putri, seorang fresh graduate yang bekerja sebagai akuntan, mengatakan bahwa kerjasama tim adalah hal yang tidak dapat dihindari dalam pekerjaannya. “Saya harus bekerja sama dengan rekan-rekan saya untuk menyiapkan laporan keuangan, melakukan audit, dan memberikan saran kepada klien. Kerjasama tim memungkinkan kami untuk saling berbagi pengetahuan, pengalaman, dan tanggung jawab. Kerjasama tim juga meningkatkan efisiensi, kualitas, dan kepuasan kerja.”
Terkait dengan kerjasama tim, soft skill yang juga penting adalah kemampuan memimpin. Memimpin adalah proses di mana seseorang mempengaruhi, mengarahkan, dan menggerakkan orang lain untuk mencapai tujuan tertentu. Kemampuan memimpin tidak hanya dibutuhkan oleh mereka yang berada di posisi manajerial, tetapi juga oleh mereka yang berada di posisi lain.
Fajar Ramadhan, seorang fresh graduate yang bekerja sebagai guru, mengatakan bahwa kemampuan memimpin sangat berguna dalam pekerjaannya. “Saya harus memimpin kelas saya untuk belajar dengan baik, mengatur kegiatan-kegiatan yang menarik dan bermanfaat, dan menyelesaikan masalah-masalah yang ada di antara siswa. Kemampuan memimpin juga membantu saya untuk berinteraksi dengan orang tua, rekan guru, dan pihak sekolah. Saya harus dapat menunjukkan visi, integritas, dan motivasi yang tinggi.”
Soft skill terakhir yang akan dibahas adalah kemampuan mengatur diri sendiri. Kemampuan ini mencakup hal-hal seperti disiplin, manajemen waktu, manajemen stres, dan motivasi diri. Kemampuan mengatur diri sendiri menunjukkan bahwa seseorang dapat bekerja secara mandiri, tanpa perlu pengawasan atau bimbingan yang berlebihan.
Dian Sari, seorang fresh graduate yang bekerja sebagai freelancer, mengatakan bahwa kemampuan mengatur diri sendiri adalah kunci untuk sukses dalam pekerjaannya. “Saya harus dapat menentukan prioritas, jadwal, dan target kerja saya sendiri, tanpa ada yang mengingatkan atau menekan saya. Saya juga harus dapat mengatasi stres, kesepian, dan kebosanan yang mungkin timbul saat bekerja sendiri. Kemampuan mengatur diri sendiri membuat saya lebih produktif, fleksibel, dan bertanggung jawab.”
Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa soft skill adalah keterampilan yang sangat penting bagi para fresh graduate yang ingin bersaing dan berkembang di dunia kerja. Soft skill dapat membantu para fresh graduate untuk menunjukkan nilai tambah mereka, beradaptasi dengan lingkungan kerja yang beragam, dan mencapai tujuan karir mereka. Oleh karena itu, para fresh graduate harus terus mengembangkan soft skill mereka, baik melalui pendidikan formal, pelatihan, maupun pengalaman pribadi.
@mpa