VISI.NEWS | TANGERANG – KH Imaduddin Utsman Al Bantani adalah seorang ulama terkemuka yang lahir pada tanggal 15 Agustus 1976 (19 Sya’ban 1396) di Cempaka-Kresek, Kabupaten Tangerang, Banten. Ia merupakan murid dari KH Muhammad Syanwani Al Bantani, seorang ulama besar Banten yang mengasuh Pesantren Ashabul Maimanah di Sampang Tirtayasa.
Sebagai seorang ulama, KH Imaduddin dikenal dengan penguasaan mendalam dalam berbagai disiplin ilmu keislaman, terutama Fikih, Ushul Fikih, Tafsir, dan Hadits. Ia juga menguasai ilmu Nahwu, Shorof, Bayan, dan Ma’ani, yang menjadi syarat utama bagi seorang ulama untuk mampu menggali hukum dari Al-Qur’an, Hadits, serta kitab-kitab para ulama terdahulu. Kecakapan keilmuan ini menjadikan beliau sebagai salah satu ulama yang dihormati di Banten.
KH Imaduddin adalah pendiri dan pengasuh Pondok Pesantren Nahdlatul Ulum yang berlokasi di Kampung Cempaka, Desa Kresek, Kecamatan Kresek, Kabupaten Tangerang. Pesantren ini menjadi pusat pendidikan dan penyebaran ilmu agama Islam, dengan berlandaskan ajaran Ahlus Sunnah wal Jamaah.
Latar Belakang dan Pendidikan
KH Imaduddin Utsman Al Bantani dibesarkan di lingkungan pesantren di Desa Kresek, Tangerang. Sejak kecil, ia telah mendapatkan bimbingan dari tokoh-tokoh ulama yang merupakan kerabat dekatnya. Pamannya, KH Mahfudz bin Muhammad dan KH Syarif Jauhari bin Naib, yang merupakan lulusan Pesantren Tebuireng Jombang, turut berperan dalam pendidikan awal Imaduddin.
Pada usia 7 tahun, ia mulai menimba ilmu agama di Madrasah Diniyah Al Hikmah di bawah asuhan KH Rashihun Fil Ilmi, seorang ulama lulusan Tebuireng. Di sana, ia belajar dasar-dasar ilmu agama seperti membaca Al-Qur’an, ilmu Khat, Imla, Insya, Nahwu, serta mempelajari Kitab al-Jurumiyah.
Imaduddin melanjutkan pendidikannya di berbagai pesantren, termasuk di Pondok Pesantren Ashhabul Maimanah di Serang, Pondok Pesantren Riyadl al-Alfiyah di Pandeglang, dan Pondok Pesantren Darul Hikmah Syekh Ciliwulung di Cakung Carenang. Ia juga menimba ilmu di Pondok Pesantren At-Thohiriyah, Kaloran Serang, dan Pondok Pesantren al-Hidayah, Cisantri. Pengembaraan ilmiah ini memperkaya wawasan dan pemahaman keagamaannya.
Dalam pendidikan formal, Imaduddin tercatat sebagai siswa di SDN Kresek III, SMPN Kresek, dan Madrasah Aliyah (MA) Ashhabul Maimanah di Serang. Ia kemudian melanjutkan studinya di STAIN Sultan Maulana Hasanuddin Banten di Serang (sekarang UIN Banten) dan memperoleh gelar Sarjana Agama. Selanjutnya, ia melanjutkan pendidikan di Institut Ilmu Al-Qur’an (IIQ) Jakarta dan meraih gelar Magister Agama.
Karir dan Aktivitas di Nahdlatul Ulama (NU)
KH Imaduddin Utsman Al Bantani merupakan seorang ulama yang aktif di organisasi Nahdlatul Ulama (NU) sejak muda. Ia mengikuti jejak keluarganya yang juga merupakan pengurus NU. Pada tahun 2006-2011, ia menjabat sebagai Ketua Majelis Wakil Cabang (MWC) Nahdlatul Ulama Kecamatan Kresek.
Pada tahun 2018, Imaduddin diamanahi sebagai Wakil Katib Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Provinsi Banten. Selain itu, ia menjabat sebagai Ketua Rabithah Ma’ahid Islamiyah (RMI) PWNU Banten sejak tahun 2020 hingga sekarang. KH Imaduddin juga menjadi penasihat Generasi Muda Nahdlatul Ulama (GMNU) Provinsi Banten dan Rijalul Ansor Kabupaten Tangerang. Dalam kepengurusan PBNU periode 2022-2027, ia dipercaya sebagai anggota Lembaga Bahtsul Masail (LBM) PBNU.
Karya Tulis dan Kitab-Kitab
KH Imaduddin Utsman Al Bantani juga dikenal sebagai seorang penulis produktif. Ia telah menulis banyak kitab dalam berbagai bahasa, termasuk Bahasa Arab, Indonesia, dan Bahasa Jawa Banten. Beberapa karya terkenal di antaranya:
1. Al-Fikrah al-Nahdliyyah fi Ushuli wa Furu’i Ahl al-Sunnah wa al-Jama’ah – Fikih, Akidah, dan ke-NU-an.
2. Al-Syarah al-Maimun fi Syarh al-Jawhar al-Maknun – Ilmu Balaghah.
3. Al-Ibanah fi Syarh Matan al-Rahbiyah – Ilmu Waris.
4. Al-Jalaliyah fi al-Qawaid al-Fiqhiyyah – Kaidah-Kaidah Fikih.
5. Talkhis al-Hushul fi Syarh Nadzom al-Waraqat fi Ilm al-Ushul – Ushul Fikih.
6. Al-Fath al-Munir fi Syarh Nadzom al-Tafsir li al-Syaikh al-Zamzami – Ilmu Tafsir.
7. Nihayat al-Maqshud fi Syarh Nadzom al-Maqsud – Ilmu Shorof.
8. Al-Anwar al-Bantaniyah fi Ikhtilaf Ulama al-Basrah wa al-Kufah – Ilmu Nahwu.
9. Al-Burhan ila Tajwid al-Qur’an – Ilmu Tajwid.
10. Al-Ta’aruf lil Mubtadi’in li Suluk al-Tasawwuf – Ilmu Tasawuf.
11. Al-Nail al-Kamil fi Syarh Matan al-Awamil – Ilmu Nahwu.
12. Al-Qawl al-Mufid fi Hukmi al-Mukabbir al-Shaut fi al-Masajid – Fikih tentang Hukum Speaker.
13. Al-Qawl al-Labib fi Hukm al-Talaqub bi al-Habib – Fikih tentang Hukum Bergelar Habib.
14. Tuhfat al-Nadzirin – Ilmu Mantiq dalam Bahasa Jawa tulisan pegon.
15. Fath al-Gafur fi Abyat al-Buhur – Wazan Syair Arab.
16. Ilmu Waris Terjemah Matan al-Rahbiyah – Ilmu Waris.
17. Sejarah Pendiri Tangerang; Raden Aria Wangsakara – Sejarah.
18. Dari Banten Ku Sebut Namamu – Novel.
19. Buku Induk Fiqih Islam Nusantara – Fikih.
20. Al-Manahij al-Shafiyyah fi Syarh al-Alfiyyah – Syarah Kitab Alfiyah Ibnu Malik, yang mungkin merupakan syarah pertama kitab Alfiyah yang ditulis oleh ulama Nusantara dalam Bahasa Arab.
Karya-karyanya mencerminkan kedalaman ilmu dan kontribusinya dalam pengembangan literatur Islam, baik di tingkat nasional maupun internasional.
KH Imaduddin Utsman Al Bantani adalah contoh seorang ulama yang tidak hanya mendalami ilmu agama, tetapi juga aktif dalam mendidik dan mengembangkan generasi muda melalui pesantren dan organisasi keagamaan.
Dedikasinya terhadap pendidikan Islam dan peran aktifnya di NU menjadikannya sebagai salah satu tokoh penting dalam dunia keagamaan di Indonesia.
@uli