VISI.NEWS | JAKARTA – Bank Rakyat Indonesia (BRI) telah mencatatkan diri sebagai perusahaan terbesar di Indonesia tahun ini, sebuah pencapaian luar biasa yang tidak lepas dari peran pendirinya, Raden Bei Aria Wirjaatmadja, yang mendirikan BRI hampir 129 tahun yang lalu.
BRI menjadi perusahaan terbesar di Indonesia dengan nilai kapitalisasi pasar yang mengesankan. Meskipun demikian, mungkin tak banyak yang tahu tentang sosok di balik berdirinya bank ini, kecuali mereka yang tinggal atau lahir di Purwokerto, Jawa Tengah, di mana Museum Bank Rakyat Indonesia berdiri sebagai saksi sejarah.
Sejarah Singkat Pendiri BRI
Raden Bei Aria Wirjaatmadja adalah pamong praja tulen pendiri BRI yang memulai kiprahnya dalam dunia perbankan pada masa penjajahan, tepatnya pada 16 Desember 1895.
Pada awalnya, kata Bambang Budiraharjo, salah seorang kerabat dari Raden Bei Aria Wirjaatmadja kepada VISI.NEWS, Rabu (26/6/2024), bank tersebut dikenal dengan nama Poerwokertosche Hulp en Spaarbank Der Inladsche Hoofden, yang berarti “bank bantuan dan simpanan untuk kaum priyayi Purwokerto”.
“Purwokerto, kota kelahiran BRI, juga merupakan tempat lahir Raden Aria Wirjaatmadja. Ia lahir pada tahun 1831 di Adireja, yang kala itu merupakan Ibu Kota Kabupaten Banyumas. Pada tahun 1855, Raden Bei Aria Wirjaatmadja sudah menjadi juru tulis untuk pemerintah kolonial Belanda di Banjarnegara selama dua tahun, hingga kemudian menjadi Mantri Polisi di Bawang selama sembilan tahun. Pada tahun 1879, ia diangkat menjadi Patih Purwokerto dan menjabat posisi tersebut hingga pensiun pada tahun 1907,” bebernya sambil memperlihatkan buku bersampul merah kuning, berjudul “Raden Aria Wirjaatmadja Pendiri Bank Pribumi”.
Bambang Budiraharjo, merupakan mantan birokrat senior di Pemkab Bandung, mantu dari Brigjend Pol (Purn) R. Dartoyo Ranuatmojo. Dan, R. Dartoyo adalah cucu dari Raden Bei Aria Wiryaatmaja yang juga dikenal sebagai perintis berdirinya koperasi di Indonesia.
Latar Belakang Pendirian BRI
Ide untuk mendirikan sebuah bank, katanya lebih lanjut, tercetus ketika Raden Bei Aria Wirjaatmadja menghadiri sebuah pesta besar. Setelah diselidiki, ternyata tuan rumah yang mengadakan pesta mendapatkan uang dari utang kepada rentenir Belanda dengan bunga yang sangat tinggi. Kondisi inilah yang menggugah Wirjaatmadja untuk membentuk badan yang dapat memberikan pinjaman dana tanpa bunga tinggi.
Dengan tujuan mulia tersebut, ia mendirikan De Poerwokertosche Hulp en Spaarbank Der Inladsche Hoofden untuk membantu orang-orang pribumi. Bank ini terus beroperasi hingga pada tahun 1946, pemerintah menunjuk bank tersebut sebagai bank milik pemerintah, yang menjadi salah satu pelengkap kemerdekaan. Nama bank tersebut kemudian diubah menjadi Bank Rakyat Indonesia Serikat melalui Peraturan Pemerintah No. 1/1946, menjadikannya bank pemerintah pertama di Indonesia.
Pada tahun 1968, berdasarkan UU No. 21 Tahun 1968, nama Bank Rakyat Indonesia Serikat diubah menjadi Bank Rakyat Indonesia, dan nama ini terus digunakan hingga saat ini.
BRI di Era Modern
Kini, BRI menjadi salah satu bank BUMN dengan kinerja terbaik di Indonesia. Tahun ini, BRI berhasil menjadi salah satu perusahaan terbesar dunia dan terbesar nomor satu di Indonesia versi Forbes. Keberhasilan ini juga didukung oleh berbagai inovasi dan kerjasama strategis, seperti kolaborasi terbaru dengan Samsung untuk merilis kartu kredit yang menargetkan pertumbuhan transaksi di atas 30%.
BRI juga terlibat dalam berbagai proyek penting lainnya, seperti hilirisasi rumput laut yang menghadapi tantangan bahan baku, serta rencana investasi besar dalam proyek material baterai bersama BASF dan Eramet yang batal.
Keberhasilan BRI saat ini adalah bukti dari visi dan dedikasi Raden Bei Aria Wirjaatmadja yang sejak awal bertekad untuk membantu masyarakat Indonesia. Keberlanjutan dan pertumbuhan BRI menjadi salah satu cerita sukses paling inspiratif dalam sejarah perbankan di Indonesia.
@uli