VISI.NEWS | MAJENE – Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Majene mencatat sejarah baru dengan dikukuhkannya tiga guru besar pertama sejak lembaga ini berdiri pada tahun 2016. Pengukuhan ini dilakukan oleh Direktur Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama, Abu Rokhmad, dalam sidang senat terbuka yang digelar di kampus STAIN Majene, Senin (19/8/2024).
Dalam arahannya, Abu Rokhmad menekankan pentingnya peran guru besar dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi sesuai dengan perkembangan zaman. “Keberadaan guru besar harus dapat mengembangkan ilmu dan teknologi sehingga ilmunya akan terus berkembang,” ujar Abu Rokhmad. Menurutnya, peningkatan mutu dan daya saing merupakan isu utama dalam dunia pendidikan, di mana birokrasi yang bersih, responsif, dan melayani menjadi kunci untuk mewujudkannya.
Abu Rokhmad juga mengingatkan pentingnya dukungan civitas academica terhadap ASTA Prioritas Direktorat Jenderal Pendidikan Islam, termasuk inisiatif perangkingan Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri (PTKIN) dan Sister Kampus, serta menjadi pilot proyek dalam pemberdayaan ekosistem kampus.
Baca Juga : Seruan Aliansi Akademisi: Hentikan Pengangkatan Guru Besar yang Melanggar Etika di Indonesia
Adapun ketiga profesor yang dikukuhkan sebagai guru besar tetap STAIN Majene adalah Prof. Dr. Annangguru H. M. Napis Djuwaeni, M.A., dalam bidang Ilmu Bahasa Arab; Prof. Dr. Annangguru H. Anwar Sewang, M.Ag., dalam bidang Ilmu Manajemen Pendidikan; dan Prof. Dr. Annangguru H. Muhammad Mawardi Dj., Lc., M.Ag., Ph.D., dalam bidang Ilmu Fiqh.
Pengukuhan ini tidak hanya menjadi momen bersejarah bagi STAIN Majene, tetapi juga diharapkan mampu memberikan dorongan signifikan dalam peningkatan kualitas akademik dan daya saing institusi. Dengan kehadiran tiga guru besar ini, STAIN Majene diharapkan dapat terus berkontribusi dalam pengembangan ilmu pengetahuan di Indonesia, khususnya di bidang pendidikan Islam.
@rizalkoswara