VISI.NEWS | SURIAH – Suriah kembali dilanda kekerasan hebat setelah bentrokan sengit antara pasukan keamanan dan loyalis Presiden yang telah digulingkan, Bashar al-Assad. Pertempuran yang terjadi selama dua hari terakhir telah menyebabkan lebih dari 1.000 orang tewas, termasuk 750 warga sipil, menurut laporan Syrian Observatory for Human Rights pada Sabtu (8/3/2025), dikutip dari AFP.
Jumlah korban yang terus meningkat menjadikan konflik ini sebagai salah satu yang paling mematikan sejak konflik Suriah dimulai 14 tahun lalu. Laporan menyebutkan, selain 745 warga sipil, korban tewas juga mencakup 125 anggota pasukan keamanan pemerintah dan 148 militan bersenjata yang berafiliasi dengan Assad.
Akibat eskalasi konflik, layanan listrik dan air minum terputus di sebagian besar wilayah sekitar Kota Latakia, yang selama ini menjadi salah satu basis penting Assad.
Pertempuran yang terjadi sejak Kamis (6/3/2025) ini merupakan eskalasi besar setelah tiga bulan pemberontak mengambil alih kekuasaan dari Assad. Pemerintah baru di Damaskus menuduh sisa-sisa pasukan Assad sebagai dalang serangan ini, sementara bentrokan terus meluas ke berbagai wilayah.
Selain pertempuran antara kelompok bersenjata, pembunuhan balas dendam terhadap komunitas Alawite, sekte minoritas yang selama ini mendukung Assad, juga semakin brutal. Pada Jumat (7/3/2025), orang-orang bersenjata loyalis pemerintah baru menyerang warga Alawite di berbagai wilayah pesisir Suriah.
Sejumlah warga yang berhasil selamat mengatakan kepada The Associated Press (AP) bahwa orang-orang bersenjata menyerbu rumah-rumah Alawite, membunuh para pria di jalanan atau di depan rumah mereka, sebelum menjarah dan membakar rumah-rumah tersebut.
Ribuan orang melarikan diri ke pegunungan untuk mencari perlindungan, sementara ketakutan terus menyelimuti wilayah yang terdampak. @ffr