VISI.NEWS | BANDUNG – Kolektor seni Syakieb Sungkar menilai karya seni yang ditampilkan pada ‘Bandung Artist’s Book Exhibition” di Thee Huis Gallery Taman Budaya Jawa Barat Jln. Bukit Dago Selatan 53A Bandung pada 20-30 Mei 2022 merupakan yang pertama kalinya di Indonesia. “Ini pertama kali di Indonesia, ada seniman yang berkumpul, membuat buku sebagai suatu karya seni,” ungkapnya saat membuka pameran tersebut, Jumat (20/5/2022) petang.
Di ‘Bandung Artist’s Book Exhibition’ ini, Syakieb mengatakan, pengunjung bisa melihat bagaimana proses seniman besar menghasilkan produknya. Di sini banyak catatan-catatan yang dibuat oleh para seniman saat menghasilkan karya seninya. “Mulanya saya menyangka pameran ini adalah pameran buku seniman. Tapi ternyata bukan. Ini adalah pameran buku seni sebagai karya seniman. Penyelenggara pameran melakukan terobsan yang belum pernah terjadi di Indonesia dan inilah yang merusak tatanan sebetulnya, dari seni mainstream di dobrak terus. Besok-besok mungkin ada terobosan-terobosan lainnya dalam karya seni,” ujarnya.
Oleh karena itu, mantan eksekutif di perusahaan nasional ini sangat mengapresiasi penyelenggaraan pameran tersebut, kepara kurator, karena penataannya yang bagus sekali. “Ternyata ada sedikitnya tiga orang yang menjadikan pameran ini lain daripada yang lain. Di sana ada Nandang Gawe, Ada Hikmat ada Heru Hikayat yang juga kurator pameran ini, dan lain-lain. Mudah-mudahan pameran ini mendapat aplaus besar dan menjadi suatu gerakan baru dalam seni rupa Indonesia,” ungkap Syakieb yang hadir di acara tersebut ditemani wanita cantik yang juga istrinya, Anna Sungkar.
Lebih lanjut dikatakan Syakieb, seni itu adalah sebuah kebebasan, seperti yang ditulis dalam bukunya. “Di buku yang saya tulis, dibahas lebih detail seni sebagai alat pembebasan. Dalam buku tersebut, dikupas soal strategi atau cara atau salah satu manifestasi dari seni sebagai pembebasan tersendiri. Seperti pameran ini adalah manifestasi dari pembebasan tersendiri, karena merupakan bentuk baru, format baru, yang harus dirayakan. Ini sebuah gebrakan baru yang harus diumumkan,” tandasnya.
Sebagai pendatang baru dalam berseni rupa, Syakieb merasa beruntung bisa hadir dan membuka pameran ini, karena ia jadi diingatkan ternyata catatan-catatan dalam proses berkesenian itu bisa menjadi karya seni juga. “Buku-buku itu ternyata menarik untuk di pamerkan, dan saya juga sudah mengumpulkan beberapa buku sebagai catatan saya. Dari mana saya bisa bergaya atau minimal ada sebuah konsep dari pelukis yang tadinya coba-coba sekarang kepalang mandi beneran,” katanya.

Penyelenggara acara, Nandang Gawe mengatakan bahwa kegiatan pameran ini rutin dilakukannnya dengan tema yang berbeda-beda setiap tahun sejak tahun 2011. dan sampai kegiatan kemarin, merupakan pameran yang ke delapan kalinya.
“Yang saya rasakan adalah ketika membuat karya seni saya harus masuk di dalamnya kemudian itu seakan-akan tidak diselesaikan dengan ril. Dalam bentuk nyata. Tapi harus terus mengalir dalam fikiran dan perasaan saya. Mungkin begitu. Jadi, kalau melihat karya itu sebetulnya adalah hanys bagian dari rangkaian proses yang kemudian harus saya lakukan,” ungkapnya.
Diakuinya, dalam memproses penyelenggaraan kegiatan itu juga ia harus bekerja sacara bersamaan dengan pekerjaan-oekerjaan lainnya sebagai pengajar.@asa
Terimakasih apresiasi dan tulisannya,
Sedikit ralat aja, pak Syakieb itu bukan kurator, dia kolektor seni rupa yang membuka pameran itu.
Adapun kurator pameran ini adalah Heru Hikayat.
Trim’s koreksiannya kang