VISI.NEWS | BEIRUT – Seorang wanita ditemani oleh para aktivis mengacung-acungkan apa yang dia katakan sebagai pistol masuk dan mengancam karyawan sebuah cabang bank Beirut pada hari Rabu (14/9) lalu.
Mereka mengambil paksa sebesar $ 13.000 tabungannya yang ditahan oleh pihak bank. Sali Hafez, wanita itu, mengatakan kepada TV lokal Al-Jadeed bahwa dia membutuhkan uang untuk mendanai pengobatan kanker saudara perempuannya.
Dia mengatakan dia telah berulang-ulang mengunjungi bank untuk meminta uangnya dan diberi tahu bahwa dia hanya bisa menerima $ 200 sebulan dalam pound Lebanon.
Hafez mengatakan bahwa pistol yang dibawanya itu cuma pistol mainan milik keponakannya.
“Saya telah memohon kepada manajer cabang sebelumnya untuk uang saya, dan saya mengatakan kepadanya bahwa saudara perempuan saya sedang sekarat, tidak punya banyak waktu lagi. Saya mencapai titik di mana saya tidak akan kehilangan apa-apa lagi,” ujarnya dengan nada sedih.
Sementara itu diketahui bahwa bank-bank di Lebanon kekurangan uang sehingga telah memberlakukan batasan ketat pada penarikan mata uang asing sejak 2019 dan menahan tabungan jutaan orang.
Sekitar tiga perempat dari populasi penduduk telah jatuh ke dalam kemiskinan karena ekonomi negara Mediterania kecil itu terus berputar.
Hafez dan aktivis dari kelompok bernama Deposan’s Outcry memasuki cabang Bank BLOM dan menyerbu ke kantor pengelola. Mereka memaksa karyawan bank untuk menyerahkan $ 12.000 dan setara dengan sekitar $ 1.000 dalam pound Lebanon.
Hafez mengatakan dia memiliki total $20.000 dalam tabungan yang tertahan di bank itu. Dia berkata bahwa dia telah menjual banyak barang pribadinya dan telah mempertimbangkan untuk menjual ginjalnya untuk mendanai pengobatan kanker saudara perempuannya yang berusia 23 tahun.
Nadine Nakhal, seorang nasabah bank, mengatakan para penyusup “menyiram bensin di mana-mana di dalam, dan mengeluarkan korek api dan mengancam akan menyalakannya.”
Dia mengatakan wanita dengan pistol mengancam akan menembak manajer jika dia tidak menerima uangnya. Hafez mengatakan dalam video streaming langsung yang dia posting di akun Facebook-nya bahwa dia tidak bermaksud untuk menyakiti karyawan bank untuk membunuh siapa pun atau membakar tempat itu, katanya.
“Saya di sini untuk mendapatkan hak saya.” Hafez disanjung sebagai pahlawan di media sosial Lebanon karena banyak di negara kecil yang dilanda krisis berjuang untuk memenuhi kebutuhan dan mengambil kembali tabungan mereka.
Dia mendorong orang lain untuk mengambil tindakan serupa untuk mendapatkan kembali tabungan mereka. Beberapa aktivis memasuki bank dengan Hafez, sementara yang lain melakukan protes di pintu masuk. Hafez akhirnya pergi dengan tas inaplastik uang tunai, kata saksi.
Pasukan keamanan yang berdiri di luar menangkap beberapa aktivis, termasuk seorang pria yang membawa apa yang tampak seperti pistol. Tidak segera jelas apakah ini juga pistol mainan. Sementara itu, Alaa Khorchid yang mengepalai kelompok protes Depositors’ Outcry mengatakan bahwa seorang pria yang berkomunikasi dan berkoordinasi dengan kelompok tersebut masuk ke bank di kota pegunungan Aley untuk mengambil tabungannya yang tertahan.
@fen/sumber: ap/dailysabah.com