VISI.NEWS | CIPARAY – Tahlilan hari ke-7 di rumah Ketua Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kabupaten Bandung Alm. KH Asep Jamaludin di Kp. Lebak Biru Desa Ciheulang, Rabu (29/11/2023) malam dibanjiri jemaah nahdliyyin. Acara tahlilan ini pun dilangsungkan bersama haul tahun ke lima dari ibu Nyai Hj. Djachronah.
Suasana tampak berdesakan, para jamaah yang hadir mengikuti tahlilan hari ke-7 wafatnya KH Asep Jamaludin sangat banyak jumlahnya, hingga tak tertampung di halaman dan samping rumahnya. Akibatnya meluber hingga harus mengisi ke jalan depan rumah Kiai Asep ini.
Tahlilan hari ke-7 ini, dihantar dengan lantunan bacaan tahlil, juga pembacaan ayat suci Al Qur’an 30 Juz, yang dibacakan oleh para Alim Ulama, pengurus NU, Lembaga NU, Banom, dan para santri dari pondok pesantren Al Husaini, yang dengan takzimnya, membacakan ayat suci Al Quran Juz per Juz dengan sahdunya.
Pembacaan ayat suci Al Qur’an sendiri, tidak hanya di saat tahlil ini saja, tapi terus di laksanakan, dan dibacakan, baik pada siang dan malam, bacaan lantunan ayat suci Al Qur’an ini terus dikumandangkan selama 40 hari, oleh para santri di makamnya KH. Asep Jamaludin, dengan penjadwalan dua jam sekali, para santri bergiliran membacakan ayat suci Al-Quran tersebut.
Sosok KH. Asep Jamaludin di mata para sahabatnya, merupakan sosok yang memiliki kesantunan, kesabaran, dan ketawadhuan, serta seorang yang mampu membawa keberadaan Nahdlatul ulama di kabupaten Bandung ini, semakin lebih besar, semakin kuat gaungnya lebih bergema, hingga semakin kokoh keberadaan Nadhlatul Ulama di kabupaten Bandung hingga saat ini, dan itu sangat di akui oleh para tokoh di kabupaten Bandung, juga tokoh Jawa barat.
Seperti yang di ungkapkan KH Juhadi Muhammad, Ketua Tanfidziyah PWNU Jawa Barat yang bertakziah pada hari ketiga. Ia sempat menyampaikan rasa kekagumannya pada sosok KH Asep Jamaludin, yang mampu membawa NU Kabupaten Bandung semakin besar, hingga kekuatan NU Kabupaten Bandung, bisa di tunjukan dengan mampu memiliki bupati dari kalangan santri, kader NU nya sendiri.
“Sulit mendapatkan sosok seperti KH Asep Jamaludin, yang memiliki ghiroh yang kuat dalam perjuangan membesarkan NU di Kabupaten Bandung ini,” tuturnya.
Senada dengan itu, Bupati Kabupaten Bandung H.M. Dadang Supriatna yang merasa sangat kehilangan Kiai Asep, sosok yang ia anggap sebagai gurunya, hingga dalam banyak kesempatan, ia selalu mengulas bagaimana peran KH Asep Jamaludin yang telah berperan besar, mensupport dirinya, hingga bisa menjadi Bupati Bandung dekarang ini.
“Saya masih teringat pada saat di Kantor PCNU, KH Asep Jamaludin bartanya pada saya, niat menjadi bupati saat itu, dan saya jawab, untuk bisa memuliakan para ulama.”
“Dan Alhamdulillah, akhirnya oleh NU saya dihantarkan bisa menjadi bupati seperti sekarang ini, sehingga apa yang menjadi kebijakan pemerintah Kabupaten Bandung, InsyaAllah untuk memberikan yang terbaik bagi umat, dan alim ulama, sehingga apa yang pemerintah telah laksanakan, semoga juga menjadi amal jariyah, amal soleh dari guru kita semua, KH Asep Jamaludin,” ujar Bupati Bandung saat di daulat memberikan pengantar tahlil hari ketiga beberapa hari ke belakang.
Serupa dengan pernyataan Bupati Bandung, tokoh Kabupaten Bandung lainnya, yang sekarang ini menjadi Anggota Dewan Pusat DPR RI, KH Cucun Ahmad Syamsurizal, saat mengenang sosok Kiai Asep Jamaludin yang sudah ia anggap sebagai kakaknya, juga mentor dalam perjuangan membesarkan NU, terucap, “KH Asep merupakan seorang pejuang yang gigih memperjuangkan NU, itu saya rasakan sendiri, saat bersama-sama dengan Kang Asep waktu itu memperjuangkan NU di Kabupaten Bandung ini, dimana NU termarjinalkan, dihambat untuk maju, tapi Kang Kiai Asep, terus saja maju memperjuangkan untuk membesarkan NU, dengan kegigihannya, hingga akhirnya kini hasilnya berbuah manis,” tutur Wakil Ketua Badan Anggaran DPR RI ini.
“Pada saat Kiai Asep meninggal, di RS Jantung Jakarta, saya yang datang pada waktu itu, sempat geram, karena pihak rumah sakit menahan jenazah beliaunya, tidak bisa dibawa cepat pulang, dikarenakan prosedural yang berbelit, maka saya sampai bilang ke petugas di sana, tidak boleh menahan Jenazah, ini ATM saya, ada sekretaris saya sengaja saya suruh tunggu di sini, karena ia yang tahu pinnya. Saya minta kiai harus segera bisa di bawa ke Bandung, dan Alhamdulillah, jenazah Kang Asep langsung bisa di bawa pulang,” ungkap anggota dewan dari Dapil Jabar 3 ini.
Selamat jalan Kiai Asep Jamaludin, doa-doa kami warga Nahdliyyin selalu menyertai kiai, insyaallah kiai selalu jadi panutan kita semuanya, kiai adalah guru terbaik, guru teladan, dan figur yang sulit tergantikan.
@bambang meiga suprayogi